Drpm.umsida.ac.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Kelompok 49 menggelar program bimbingan belajar (bimbel) untuk anak-anak tingkat TK hingga SD di Balai Desa Kalikatir, kecamatan Gondang, kabupaten Mojokerto.
Program ini bertujuan untuk membantu anak-anak desa dalam meningkatkan pemahaman terhadap berbagai mata pelajaran serta menumbuhkan semangat belajar sejak dini. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat setempat. Program ini merupakan bagian dari divisi Pendidikan dan Al-Islam Muhammadiyah dalam KKN Umsida.
Bimbingan belajar ini diadakan secara rutin dari Senin hingga Jumat pada pukul 18.30 – 19.30 WIB. Materi yang diberikan mencakup membaca, menulis, dan berhitung (calistung) bagi anak-anak TK serta kelas awal SD, sementara siswa SD kelas tinggi mendapatkan pendampingan dalam mata pelajaran seperti matematika, bahasa Indonesia, dan ilmu pengetahuan alam. Dengan metode yang interaktif, mahasiswa KKN berupaya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan efektif bagi anak-anak.
Antusiasme Warga dan Dampak Positif bagi Anak-Anak
Sejak dimulainya program bimbel, kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari warga setempat, terutama para orang tua yang melihat manfaat besar bagi anak-anak mereka. Kepala Desa Kalikatir, Pak Sumaji, turut mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN dalam memberikan kontribusi nyata di bidang pendidikan.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat, terutama bagi anak-anak di desa kami yang memiliki keterbatasan dalam mengakses bimbingan belajar di luar sekolah. Dengan adanya bimbel ini, mereka bisa mendapatkan tambahan ilmu dan memahami pelajaran lebih baik,” ujar Pak Sumaji.
Para mahasiswa KKN yang bertindak sebagai pengajar menerapkan berbagai metode kreatif agar anak-anak lebih antusias dalam belajar. Mereka tidak hanya mendampingi siswa dalam mengerjakan tugas sekolah, tetapi juga memberikan latihan soal dan permainan edukatif yang membantu mereka memahami materi dengan lebih baik.
Bimbingan belajar ini terbagi menjadi dua kelompok utama. Kelompok pertama terdiri dari anak-anak TK yang diajarkan dasar-dasar membaca, menulis, dan berhitung melalui metode menyenangkan seperti kartu huruf dan lagu edukatif. Kelompok kedua terdiri dari siswa SD yang mendapatkan pendampingan dalam mata pelajaran yang lebih kompleks, terutama matematika dan bahasa Indonesia.
Metode Interaktif dalam Pembelajaran

Mahasiswa KKN berupaya menghadirkan metode belajar yang menarik dan menyenangkan bagi anak-anak. Untuk anak-anak TK, mereka menggunakan media kartu huruf, lagu interaktif, dan permainan edukatif agar proses belajar lebih menarik. Salah satu mahasiswa KKN-P kelompok 49, Faradilla, menjelaskan bahwa pendekatan yang menyenangkan sangat penting untuk meningkatkan daya serap anak-anak.
“Kami berusaha agar anak-anak tidak merasa bosan saat belajar. Misalnya, untuk mengenalkan huruf, kami menggunakan kartu bergambar dan menyanyikan lagu alfabet. Sedangkan untuk berhitung, kami memberikan soal dalam bentuk permainan yang menarik dan mudah dipahami oleh mereka,” jelasnya.
Sementara itu, bagi siswa SD kelas tinggi, metode yang digunakan lebih berorientasi pada pemecahan masalah dan pemahaman konsep. Mahasiswa KKN tidak hanya membantu mereka mengerjakan tugas sekolah, tetapi juga memberikan latihan tambahan agar mereka lebih siap menghadapi ujian dan tugas akademik lainnya.
Tak hanya itu, setiap sesi bimbingan juga diselingi dengan permainan edukatif untuk menghindari kejenuhan. Dengan cara ini, anak-anak tetap termotivasi dalam belajar tanpa merasa terbebani.
Harapan Keberlanjutan Program
Selain mendapatkan respons positif dari anak-anak, program ini juga disambut baik oleh para orang tua. Salah satu orang tua, Bu Lis, mengungkapkan kebahagiaannya karena anaknya kini lebih rajin belajar setelah mengikuti bimbel ini.
“Sebelumnya anak saya kurang tertarik belajar di rumah, tetapi sejak ikut bimbel bersama kakak-kakak mahasiswa, dia jadi lebih semangat. Bahkan sekarang dia sering meminta saya membacakan buku cerita di rumah,” ungkapnya.
Mahasiswa KKN-P kelompok 49 berharap bahwa kegiatan ini dapat terus berlanjut meskipun masa KKN telah selesai. Mereka berharap pemuda desa atau komunitas lokal bisa melanjutkan program ini agar manfaatnya tetap dirasakan oleh anak-anak Desa Kalikatir.
“Kami berharap setelah kami selesai KKN, kegiatan bimbel ini bisa tetap berjalan. Mungkin bisa dilanjutkan oleh pemuda desa atau komunitas lokal yang peduli dengan pendidikan anak-anak,” kata Nailil, salah satu mahasiswa KKN.
Dengan adanya program bimbingan belajar ini, mahasiswa KKN-P 49 Umsida berharap anak-anak di Desa Kalikatir dapat memiliki dasar akademik yang lebih kuat dan lebih percaya diri dalam belajar. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa lain untuk menerapkan program serupa demi peningkatan mutu pendidikan anak-anak di daerah terpencil.
Penulis: Nailil Faizah