Inovasi Baru Cegah Stunting! Mahasiswa KKNP 30 Demo Masak Nugget Tempe

Kelompok 30 KKNP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sukses menggelar demo masak di Desa Dawuhansengon Dusun Sridomo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Senin, (10 februari 2025 ). Acara yang berfokus pada pencegahan stunting ini memberi solusi kreatif dengan mengenalkan pembuatan nugget tempe.

Stunting merupakan masalah serius pertumbuhan anak-anak, memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan perkembangan mental. Hasil menunjukkan bahwa stunting dapat dicegah melalui perhatian terhadap gizi dan pertumbuhan anak. Salah satunya adalah nugget tempe, makanan lezat dan bergizi yang kaya akan protein nabati.

Kami memilih nugget tempe karena tempe telah lama dikenal sebagai sumber protein nabati yang baik. Selain protein, tempe juga mengandung serat, vitamin B12, dan zat besi. Kandungan gizi tempe yang lengkap menjadikannya pilihan ideal untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak yang berisiko stunting. Nugget tempe adalah inovasi menarik yang menggabungkan kebaikan tempe dengan cita rasa yang disukai anak-anak. Proses pembuatannya pun cukup sederhana. Tempe yang telah dihaluskan dicampur dengan bahan-bahan lain seperti tepung roti, telur, dan bumbu-bumbu alami. Adonan kemudian dibentuk menjadi nugget dan digoreng hingga kecoklatan.

Nugget tempe memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menjadi pilihan tepat untuk mengatasi stunting. Di dalam nugget tempe mengandung protein tinggi, serat, vitamin B12, dan zat besi yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Nugget tempe memiliki rasa yang enak dan disukai anak-anak, sehingga memudahkan pemberiannya sebagai bagian dari мakanan sehari-hari. Nugget tempe dapat disimpan dan disajikan dengan mudah, menjadikannya pilihan praktis bagi orang tua yang memiliki keterbatasan waktu. Tempe sebagai bahan baku utama nugget tempe memiliki harga yang terjangkau, sehingga produk ini dapat diakses oleh masyarakat dari berbagai kalangan ekonomi.

Pembuatan nugget tempe pun cukup mudah dan praktis. Bahan-bahannya mudah didapatkan dan proses pembuatannya tidak memakan waktu lama. bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan nugget tempe yaitu : tempe, telur, bawang putih yang sudah dihaluskan, garam, merica bubuk, kaldu jamur, tepung terigu, daun bawang, wortel, tepung roti. Cara pembuatannya yaitu: kukus tempe selama 15 menit, haluskan wortel, daun bawang, serta tempe yang sudah dikukus menggunakan cooper atau blender. Campurkan bahan yang telah dihaluskan tersebut dengan tepung terigu, merica bubuk, garam, telur, kaldu jamur lalu aduk sampai merata. Kukus adonan dengan loyang, setelah dikukus potong adonan tersebut sesuai selera masing-masing. Campurkan nugget ke dalam telur, lalu balurkan pada tepung roti. Goreng nugget hingga berwarna keemasan. Nugget tempe dapat disajikan sebagai lauk pendamping nasi atau camilan sehat untuk anak-anak. Rasanya yang lezat pasti disukai anak-anak, sehingga memudahkan para orang tua untuk memberikan nutrisi yang cukup bagi buah hati mereka.

Inovasi nugget tempe sebagai solusi untuk mengatasi stunting mendapat dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, akademis, hingga masyarakat umum. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menguji efektivitas nugget tempe dalam memperbaiki status gizi anak-anak yang beresiko stunting. Hasilnya pun menggembirakan.

Saat ditemui di lokasi, salah satu Ibu Posyandu, Siti Aminah, seorang warga Desa Dawuhan Sengon Dusun Sridomo, mengungkapkan kesan positifnya terhadap kegiatan ini. “Saya sangat senang dengan adanya pelatihan ini. Nugget tempe ternyata mudah dibuat dan rasanya enak. Anak-anak pasti suka. Saya akan mencoba membuatnya di rumah agar anak saya mendapatkan gizi yang lebih baik.”

Disamping itu juga bidan desa Dawuhansengon sangat mendukung penuh pelatihan ini. ” Sebagai seorang bidan, saya sangat mendukung adanya pelatihan stunting yang berfokus pada pembuatan nugget tempe. Pelatihan seperti ini sangat bermanfaat karena stunting bukan hanya masalah kesehatan, tapi juga berkaitan dengan pola asuh dan asupan gizi yang kurang optimal sejak dini” tutur Bidan Maha.

Sementara itu salah satu anggota kelompok KKNP 30, Nisa Nur Khofifah, menjelaskan pentingnya inovasi pangan dalam upaya pencegahan stunting. ” Kami berharap melalui pelatihan ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya asupan gizi seimbang bagi anak-anak” ujarnya.

Pelatihan ini juga memberikan edukasi kepada ibu-ibu agar lebih kreatif dalam menyajikan makanan bergizi dengan bahan yang murah dan mudah didapat. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan angka stunting dapat berkurang karena keluarga semakin paham pentingnya gizi seimbang dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Secara keseluruhan, pelatihan seperti ini sangat bagus untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan para ibu dalam memberikan makanan bergizi bagi anak-anaknya. Semoga program seperti ini semakin banyak dilakukan di berbagai daerah agar anak-anak tumbuh sehat dan cerdas.
Penulis : Manda Diva Aulia