Tradisi Jumat Legi: Mahasiswa KKN Umsida Ikuti Ritual Nyekar di Tengger

Mahasiswa kkn umsida di desa wonokitri tengger semeru, Jumat pagi, 24 Januari 2025, pukul 06.30 wib, mengikuti kegiatan rutinan setiap bulan yang disebut jumat legi acara ini terlaksana sebulan sekali yang di mana orang orang desa setempat melakukan nyekar ke makam untuk menghormati para leluhur dan membersihkan makam, lokasi ini juga tidak jauh dari pemukiman tempat dimana mereka tinggal, mereka juga membawakan sesajen yang masrakat setempat menyebutnya (tamping), tradisi ini sudah turun temurun dari mulai dari pendahulu terjaga secara turun menurun secara harmonis dalam menjalakan kehidupan sehari-hari mereka yang berada di kawasan tengger bromo.

Sesajen ini (tamping) merupakan persembahan rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur terdahulu mereka, setiap sajian yang di hadirkan memiliki maknanya tersendiri, masyarakat setempat kerap menyiapkan tamping ini dengan mandiri, sesajen ini berisikan makanan dimualai dari nasi, baceman tahu, mie, krupuk, roti, kering tempe kemudian di tumpuk dengan daun sirih yang di tambah dengan irisan buah pisang lalu di beri gamping dibalut dengan daun pisang, ada juga bubur merah putih dibungkus dengan daun pisang berbentuk kotak lalu sebagai pelengkap di tambah dengan bunga maupun dupa terkadang juga ada yang menambahi dengan membawakan berupa makanan ringan,rokok atau sejenis kebutuhan pokok lainnya dan tidak sekedar sebagai seserahan kepada leluhur mereka tetapi sebagai menjadi cara untuk mengungkapkan rasa suykur mereka, meminta perlindungan dan menyampaikan doa-doa yang mereka sampaikan untuk kelancaran kehidupan sehari hari, sajen ini terdapat dua bentuk penyajiannya yang dimana peletakannya juga secara mandiri di rumah masing-masing setiap sudut rumah maupun di makam leluhur mereka sendiri atau juga peletakannya secara perkumpulan yang dimana sesajen ini (tamping) diletakkan di sebuah tempat singgga leluhur di desa yang dinamakan patmasari.

Sesudah melakukan nyekar kemudian kami dan warga setempat pergi ke pura khayangan yang ada di desa wonokitri guna untuk berdoa kepada memuja Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dan manifestasi-Nya. Selain itu, pura juga digunakan untuk memohon berkah, penyucian diri, dan mencari kedamaian batin. Dalam tradisi ini terdapat kepercayaan terdapat makna kebersamaan, keharmonisan dan kesatuan terhadap hungungan spiritual dengan leluhur dan alam semesta, tidak sampai disitu warga setempat juga setelah melakukan kegiatan nyekar mereka juga aka berbondong bondong ke bromo untuk meletakkan sesajen (tamping) di setiap patmasari yeng terletak di beberapa jalan menuju bromo, selanjutnya mereka juga akan menuju tempat singgah leluhur mereka yang terletak di taman nasional bromo tengger semeru lokasi ini disebut goa widodaren dan ada punden dimana sebelum menuju gua kerap dilakukan persembahan dan melakukan beberapa doa.

menurut  riska devi arianti salah satu warga suku tengger kabupaten pasuruan kecamatan tosari desa wonokitri “lokasi ini juga dipercaya masyarakat lokal sebagai tempat sakral juga setiap menjelang hari raya nyepi ada beberapa rangkaian acara adat melasti yang diikuti oleh umat hindu se kabupaten pasuruan, probolinggo lebih tepatnya wilayah tengger semeru’’katanya.

“Widodaren merupakan tempat keramat yang di percaya oleh masyarakat tengger sebagai tempat tinggal nenek moyang mereka, dan terdapat dua gua yang satu gua laki dan satu gua perempuan, di tempat ini juga terdapat petirtaan suci yang diyakini sebagai mata air abadi, air ini juga bisa untuk diminum langsung atau juga di gunakan untuk mensucikan diri’’ungkapnya.

Untuk mencapai tempat ini juga dibutuhkan tenaga yang ekstra dimana, perjalanan yang begitu menanjak dan sangat curam untuk menuju tempat ini, tetapi akan terbayar lunas jika sudah sampai karena lokasi ini di bilang cukup bagus pemandangannya serta dibalut dengan kabut tipis yang membuat tempat ini terlihat sangat sejuk. Dibalik keindahan alam wisata taman nasional bromo tengger semeru masyrakat setempat masih kental dengan adat yang sudah diwariskan dari nenek moyang maupun para leluhur terdahulu dengan kearifan lokal kaya akan nilai-nilai yang masih di jaga sampai sekarang, terdapat cerita cerita dan warisan yang selalu di turunkan tiap generasi-kegenrasi yang tidak bisa terpisahkan oleh masyarakat tengger semeru lebih tepatnya di desa wonokitri kabupaten pasuruan