KKN-P 15 Wonokitri Gencar Dukung Gizi Balita Melalui Pemberian PMT Di Posyandu: Inovasi Untuk Generasi Sehat

Selasa (11/02/2025), bertempat di Puskesmas Pembantu Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, telah dilaksanakan kegiatan posyandu balita yang berfokus pada peningkatan gizi melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Kegiatan ini merupakan wujud nyata kontribusi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pencerahan (KKN-P) kelompok 15 dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang berdedikasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan balita di Desa Wonokitri.

Kegiatan posyandu ini memiliki beberapa tujuan strategis. Diantaranya, meningkatkan status gizi balita melalui pemberian PMT yang bergizi dan seimbang guna memenuhi kebutuhan nutrisi, mencegah stunting, dan mendukung kualitas tumbuh kembang anak. Meningkatkan partisipasi masyarakat dengan mengajak kader posyandu, tenaga kesehatan, perangkat desa, dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan posyandu serta mendukung upaya peningkatan gizi balita.

“Posyandu balita dilaksanakan sekali sebulan, pada tanggal 11, dengan pemeriksaan tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan. Selain itu, ada juga penyuluhan dan pemberian PMT yang meliputi sup ayam, bubur kacang hijau, dan susu. Kadang-kadang, posyandu juga membuat jus,” ujar Bu Dayuk Kurnia selaku Kader Posyandu di desa Wonokitri, Tosari, Pasuruan, Selasa (11/02/2025).

Dalam rangka mendukung keberhasilan kegiatan ini, mahasiswa KKN-P Universitas Muhammadiyah Sidoarjo turut andil dalam perencanaan dan pelaksanaan berbagai kegiatan. Salah satu inovasi yang dihadirkan adalah penyusunan menu makanan yang tidak hanya bergizi, tetapi juga memperhatikan kearifan lokal. Seperti bubur kacang hijau yang kaya akan protein nabati, serta sup ayam yang mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan balita. Menu-menu ini sengaja dipilih agar dapat diterima dengan baik oleh anak-anak dan sekaligus mengajarkan kepada masyarakat pentingnya pemanfaatan bahan-bahan lokal yang bernutrisi tinggi.

Kegiatan posyandu balita dengan pemberian PMT dilaksanakan melalui beberapa tahapan yang terintegrasi. Tahap pertama adalah persiapan PMT, di mana mahasiswa KKN-P Umsida berkolaborasi dengan kader posyandu dan ibu-ibu PKK untuk menyiapkan makanan bergizi sesuai kebutuhan balita, seperti bubur kacang hijau, biskuit fortifikasi, buah-buahan, atau makanan lokal bernutrisi. Selanjutnya, dilakukan penimbangan dan pengukuran antropometri, meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan oleh kader posyandu dan mahasiswa KKN guna memantau pertumbuhan serta mengidentifikasi potensi masalah gizi. Tahap berikutnya adalah pemberian vitamin A dan obat cacing kepada balita usia 1 tahun ke atas sesuai dosis yang dianjurkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah infeksi.

Setelah itu, balita diberikan PMT yang telah disiapkan dengan memperhatikan kebersihan dan keamanan pangan, serta memastikan setiap balita mendapatkan porsi yang sesuai. Terakhir, dilakukan evaluasi dan monitoring oleh mahasiswa KKN untuk menilai efektivitas pemberian PMT dengan memantau perubahan status gizi balita, sehingga hasil evaluasi dapat digunakan untuk perbaikan dan pengembangan program PMT selanjutnya.

Kegiatan posyandu balita dengan pemberian PMT ini dibuat sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan program KKN yang berfokus pada peningkatan gizi balita di Desa Wonokitri. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi semua pihak untuk terus berkontribusi dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas.

Dengan terjalinnya kerjasama yang baik antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah setempat, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi kesehatan anak-anak di Desa Wonokitri.

Selain itu, diharapkan bahwa masyarakat Desa Wonokitri dapat terus mengimplementasikan pola makan bergizi dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya selama posyandu, tetapi juga di luar kegiatan tersebut. Pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya gizi yang seimbang akan membantu mereka untuk menjaga kesehatan keluarga secara lebih mandiri dan berkelanjutan. Inovasi ini juga dapat menjadi contoh bagi desa lain untuk mengadopsi program serupa guna memperbaiki status gizi balita di seluruh Indonesia.