KKNP 66 Umsida Sosialisasikan Pencegahan Stunting dengan Pemanfaatan Buah Tin di Desa Candiwatu

PMT buah Tin

Drpm.umsida.ac.id – Masalah stunting masih menjadi tantangan utama dalam sektor kesehatan di Indonesia. Kekurangan gizi kronis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak ini tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga pada perkembangan kognitif mereka.

Untuk mengatasi hal ini, mahasiswa Kelompok 66 Kuliah Kerja Nyata Pencerahan (KKNP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengadakan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pencegahan stunting di Desa Candiwatu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, pada Kamis (13/02/2025).

Kegiatan ini memanfaatkan buah tin sebagai alternatif Pemberian Makanan Tambahan (PMT) guna meningkatkan gizi balita dan mencegah stunting.

Pemanfaatan Buah Tin sebagai Solusi Pencegahan Stunting

Sosialisasi yang berlangsung di Pustu Anggur Desa Candiwatu ini dihadiri oleh tenaga kesehatan, kader posyandu, serta para ibu yang memiliki anak balita.

Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan sehat dan sanitasi lingkungan dalam mencegah stunting.

Dalam pemaparan materinya, Elvira Dewi Sofiana, S.Si., menjelaskan bahwa buah tin memiliki kandungan gizi yang sangat baik untuk mendukung tumbuh kembang anak.

“Buah tin kaya akan serat, kalsium, zat besi, dan antioksidan yang membantu meningkatkan daya tahan tubuh serta perkembangan otak balita. Jika dikombinasikan dengan pola makan sehat dan lingkungan yang bersih, buah tin bisa menjadi solusi efektif dalam pencegahan stunting,” ujarnya.

Elvira juga menekankan bahwa edukasi kepada ibu hamil sangat penting agar mereka memahami pentingnya asupan gizi sejak masa kehamilan. “Kekurangan gizi selama kehamilan dapat berdampak langsung pada pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko bayi mengalami stunting setelah lahir,” tambahnya.

Inovasi Puding Buah Tin sebagai PMT untuk Balita

Sebagai bentuk implementasi dari pemanfaatan buah tin, mahasiswa KKNP 66 Umsida juga memperkenalkan inovasi berupa puding buah tin sebagai PMT yang dapat diberikan kepada balita di posyandu.

Puding ini dipilih karena memiliki tekstur lembut yang mudah dikonsumsi oleh anak-anak, serta mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan mereka.

Proses pembuatan puding ini cukup sederhana dan dapat dengan mudah diterapkan oleh ibu-ibu di rumah, sehingga dapat menjadi alternatif makanan sehat yang praktis dan terjangkau.

Ketua Kader Posyandu Desa Candiwatu, Ibu Alfia, menyambut baik inovasi ini dan menyatakan bahwa kader posyandu siap untuk mensosialisasikan manfaat buah tin kepada para ibu di desa tersebut.

“Selama ini, PMT yang diberikan di posyandu masih terbatas pada biskuit dan susu formula. Dengan adanya inovasi dari mahasiswa KKN ini, kami bisa memberikan makanan tambahan yang lebih alami dan bergizi untuk anak-anak,” katanya.

Dukungan Masyarakat dan Harapan ke Depan
PMT buah Tin

Kegiatan sosialisasi ini mendapat tanggapan positif dari warga Desa Candiwatu. Banyak ibu yang merasa mendapatkan wawasan baru mengenai pentingnya kesehatan lingkungan serta pemanfaatan bahan pangan lokal untuk mendukung pertumbuhan anak.

Salah satu peserta, Sari, menyampaikan bahwa ia baru mengetahui bahwa buah tin memiliki manfaat besar bagi kesehatan anak.

“Biasanya saya hanya memberikan buah tin untuk orang dewasa, ternyata buah ini juga bagus untuk anak-anak. Saya jadi tertarik untuk mencoba membuat puding buah tin di rumah,” ungkapnya.

Sebagai langkah lanjutan, mahasiswa KKNP 66 Umsida bersama tenaga kesehatan desa berencana mengadakan pelatihan lebih lanjut kepada kader posyandu mengenai cara pengolahan buah tin menjadi berbagai variasi makanan sehat untuk balita.

Selain itu, akan dilakukan monitoring dan evaluasi untuk melihat dampak dari program ini terhadap pertumbuhan anak-anak di Desa Candiwatu.

Dengan adanya sinergi antara mahasiswa, tenaga kesehatan, dan masyarakat, pemanfaatan buah tin sebagai PMT diharapkan dapat menjadi solusi inovatif dalam pencegahan stunting.

Kesadaran akan pentingnya gizi seimbang dan kebersihan lingkungan juga harus terus ditingkatkan agar anak-anak dapat tumbuh sehat dan optimal.

Melalui pendekatan berbasis pangan lokal dan kesehatan lingkungan, Indonesia dapat semakin maju dalam upaya pencegahan stunting, sehingga generasi masa depan dapat tumbuh menjadi individu yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.

Penulis: Zahrotul Ida Azizah