Pada Sabtu, 23 Agustus 2025, semangat pemberdayaan ekonomi lokal kembali menggeliat di Desa Ngingas, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. Tim Pemberdayaan Masyarakat Kelompok 29 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) hadir dengan membawa program Pelatihan Wirausaha bertema “Mendorong Inovasi dan Pengembangan UMKM Majelis Perekonomian”. Acara ini menghadirkan narasumber inspiratif, Ifa Rahmawati, S.Pd.I, S.Pd, serta diikuti dengan penuh antusias oleh ibu-ibu Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Desa Ngingas.
Dorongan agar UMKM PRA Ngingas lebih berkembang menjadi latar belakang penting pelaksanaan kegiatan ini. Seperti disampaikan oleh Ibu Lely Ika Mariyati, M.Psi., Psikolog, “Kondisi UMKM di PRA Ngingas masih belum terealisasi secara maksimal. Karena itu, pelatihan wirausaha ini menjadi langkah yang sangat tepat agar ibu-ibu memperoleh pengetahuan, keberanian, sekaligus semangat baru dalam berwirausaha.” Acara ini menjadi bagian dari program Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKN-T) UMSIDA yang bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Gambar 1. Foto Bersama ibu-ibu PRA desa Ngingas untuk mengikuti kegiatan pelatihan wirausaha pembuatan salad jelly.
Tantangan dan Peluang UMKM Dalam pemaparannya,Ifa Rahmawati, S.Pd.I, S.Pd,. Selaku Pemateri menegaskan bahwa UMKM, khususnya sektor makanan, merupakan usaha paling berkembang di Indonesia. Meski demikian, sektor ini menghadapi berbagai tantangan seperti persaingan ketat, kualitas produk, dan strategi pemasaran digital.“UMKM harus terus berinovasi agar bisa bersaing. Inovasi itu bisa berupa rasa baru, kemasan yang lebih menarik, hingga strategi pemasaran digital yang kreatif. Konsumen sekarang menyukai produk yang unik dan punya cerita di baliknya,” jelas Ifa Rahmawati, S.Pd.I, S.Pd,.Ia juga mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan bazar, pameran, serta memaksimalkan platform digital seperti Instagram, Facebook, hingga TikTok sebagai sarana promosi.

Gambar 2. Narasumber memaparkan pentingnya kreativitas dan kemandirian dalam mengembangkan UMKM lokal.
Pelatihan wirausaha kali ini difokuskan pada produk salad jelly. Pemilihan produk ini bukan tanpa alasan. Salad jelly dinilai sebagai olahan yang sehat, segar, dan disukai berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Selain itu, bahan-bahannya mudah diperoleh di pasaran dengan harga terjangkau, sehingga memungkinkan pelaku UMKM untuk memproduksinya secara berkelanjutan.
“Salad jelly dipilih karena memiliki peluang pasar yang luas. Produk ini sehat, tampilannya menarik, dan bahan bakunya mudah didapat sehingga bisa menjadi alternatif usaha yang praktis namun tetap bernilai jual tinggi,” ujar Nur Khasanah mahasiswa Prodi Manajemen.
Peran Generasi Muda dan UMSIDA
Keterlibatan generasi muda dinilai sangat penting dalam mempercepat pengembangan UMKM. Wiwin Yuniarti, mahasiswa Prodi Akuntansi UMSIDA sekaligus anggota Kelompok 29, menyampaikan ide dan gagasannya mengenai pentingnya UMKM sebagai motor ekonomi desa sekaligus penopang kas ranting Muhammadiyah.“Melalui pelatihan ini, kami ingin menunjukkan bahwa UMKM bisa menjadi solusi nyata bagi perekonomian masyarakat. Selain membantu pendapatan keluarga, UMKM juga bisa memberi pemasukan bagi kas ranting, sehingga ada kesinambungan antara usaha ekonomi dan penguatan organisasi,” ujar Wiwin Yuniarti mahasiswa Prodi Akuntansi sekaligus PIC dalam kegiatan ini Menurutnya, generasi muda dapat berperan sebagai tim pemasaran digital dengan membantu orang tua memasarkan produk secara online, membuat konten kreatif, hingga membuka akses ke platform marketplace dan layanan pesan-antar makanan.
Dukungan Ketua Pimpinanan Ranting dan Ibu-Ibu PRA

Gambar 3. Pemaparan ketua PRA desa Ngingas berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut agar ibu-ibu PRA semakin mandiri dan produktif
Ketua Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah Desa Ngingas, Anik Istiharoh, M.Pd, menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT, bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi majelis untuk membina dan melatih pelaku UMKM. Kami tidak hanya ingin UMKM bertahan, tetapi juga naik kelas. Dengan sinergi bersama mahasiswa UMSIDA dan ibu-ibu PRA Desa Ngingas, kami yakin akan lahir UMKM yang lebih berkualitas dan berdaya saing. Kami sangat mendukung dan mensuport penuh pelatihan ini, karena kegiatan seperti inilah yang membuat Majelis Perekonomian di Ranting Ngingas bisa berjalan, berkembang, dan memberi kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat. Harapan kami, pelatihan ini menjadi langkah awal menuju kemandirian ekonomi yang lebih kuat di Desa Ngingas,” ujarnya.

Gambar 4. Suasana pelatihan penuh semangat dan keceriaan ibu-ibu PRA
Suasana pelatihan wirausaha tampak meriah. Ibu-ibu PRA Desa Ngingas penuh antusias mengikuti setiap tahapan pelatihan, mulai dari penjelasan materi hingga praktik langsung membuat produk. Mereka tampak bersemangat mencoba resep baru, bertanya kepada narasumber, dan saling mendukung satu sama lain. Antusiasme tersebut menunjukkan bahwa pelatihan ini bukan hanya sekadar kegiatan rutin, melainkan benar-benar menjadi wadah pembelajaran dan motivasi bagi ibu-ibu PRA untuk mengembangkan usaha mereka.
Kami sangat terbantu. Lewat pelatihan ini kami bisa mendapat ide baru untuk membuat produk yang lebih menarik, dan semoga bisa menambah penghasilan keluarga. Ke depan, kami juga akan mencoba berjualan di tempat bazar atau saat pengajian rutin di masjid. Bahkan, sesuai arahan Ibu Kepala Sekolah, produk ini akan kami jadikan bekal makanan sehat untuk siswa-siswi TK ABA 6 Ngingas,” tutur salah satu ibu PRA Desa Ngingas.
Ajakan untuk Cinta Produk Lokal
Kegiatan pelatihan ini ditutup dengan ajakan untuk mendukung dan mencintai produk lokal. Ifa Rahmawati, S.Pd.I, S.Pd,menekankan bahwa dukungan kecil dari masyarakat dapat memberi dampak besar bagi UMKM.
“Setiap rupiah yang kita belanjakan adalah investasi bagi ekonomi, budaya, dan masa depan bangsa. Kecil untuk kita, besar untuk mereka. Mari dukung UMKM, cintai negeri,” pungkasnya.
Penutup
Melalui pelatihan ini, kolaborasi antara Majelis Perekonomian, UMSIDA, dan ibu-ibu PRA Desa Ngingas diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat. Dengan inovasi, kreativitas, dan dukungan lintas generasi, UMKM tidak hanya akan bertahan, tetapi juga mampu menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Penulis : Wiwin Yuniarti dan Nur Khasanah