Adanya sebuah komunitas sangat membantu berbagai bentuk gerakan yang dilakukan oleh masyarakat untuk membangun daerahnya. Tak terkecuali di Desa Siwalanpanji, Kecamatan Buduran. Sebuah Komunitas bernama KPK (Komunitas Penggali Kubur) berhasil digagas oleh masyarakat di sana, khususnya yang bekerja sebagai tukang penggali kuburan.
Melihat adanya aktifitas yang unik dan kreatif oleh KPK, Mahasiswa KKN-P (Kuliah Kerja Nyata-Pencerahan) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) kelompok 17 dan Institut Agama Islam Al-Khoziny lakukan kolaborasi untuk mengadakan kegiatan kerja bakti rutin mingguan, di Makam Desa Siwalanpanji, Kamis (04/03).
Kegiatan sosial tersebut disambut dengan hangat oleh seluruh anggota KPK. Kata Gus Ipung, salah satu anggota KPK,“Sudah seharusnya para pemuda peduli kepada lingkungan sekitar, karena secara mayoritas saat ini sangat jarang sekali pemuda yang sadar untuk terjun langsung hidup bermasyarakat.”
Ia mengimbuhkan, “Pada masa pandemi covid-19 solidaritas KPK semakin kuat, kehidupan yang sulit pada masa PSBB mendorong banyak kalangan masyarakat untuk ikut bergabung membantu kegiatan KPK.”
Tak hanya itu, Kepala Desa Siwalanpanji, Achmad Choiron S.E mendukung adanya KPK di desa tersebut, karena kegiatan gotong royong warga sangat penting untuk mendukung program Desa Siwalanpanji. Menurutnya, dengan diadakannya kegiatan ini juga memiliki pengaruh, salah satunya yaitu untuk membangun hubungan persaudaraan dan potensi warga desa, khususnya melalui hal-hal kecil seperti yang dilakukan oleh KPK.
Melalui kolaborasi kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi contoh bagi pemuda yang belum terbiasa untuk terjun langsung mendukung kegiatan sosial di desa tersebut. Tujuan utama dari komunitas ini adalah solidaritas dan kerukunan antar warga. “Banyak sekali manfaat dari kegiatan ini, salah satunya adalah sebagai pengingat bahwa suatu saat kita pasti menjadi salah satu penghuni dari kuburan. Yaitu rumah masa depan kita setelah ajal menjemput,” Kata Habibie, salah satu anggota KPK.
Habibie juga menambahkan, mahasiswa KKN punya kesempatan untuk mengabdi di desa yang menjadi saksi kemerdekaan, mengingat banyaknya ulama’ di Indonesia yang mencari ilmu ataupun sekedar mengabdi “tabarukkan” di desa tersebut. “Sangat beruntung anak-anak mahasiswa bisa KKN dan mengabdi di sini, karena mereka memiliki kesempatan untuk belajar dan mencari pengalaman di desa yang dikenal sebagai Kampung Santri. Semoga rekan-rekan KKN mendapatkan ilmu barokah manfaat dari ulama’ Desa Siwalanpanji,” pungkasnya.