Sosialisasi Pemanfaatan Taman Lewat Hidroponik Di Lingkungan Balai Desa Ngampelsari

Sosialisasi Pemanfaatan Taman Lewat Hidroponik Di Lingkungan Balai Desa Ngampelsari

Tim KKN-P 8 Umsida berinisiatif melakukan sosialisasi pemanfaatan lahan untuk menanam sayuran dengan cara hidroponik, Selasa (16/03). Tujuan sosialisasi ini untuk memanfaatkan lahan terbatas yang dimiliki oleh warga Desa Ngampelsari. Selain itu dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat agar tidak membeli sayuran, namun menanam nya sendiri.

“Kami juga telah membuat satu rangkaian hidroponik yang kami letakkan di Balai Desa sebagai contoh awal untuk sosialisasi ke ibu-ibu Pokja,” ungkap salah satu mahasiswa KKN kelompok 8.

Banyak nya manfaat sayuran membuat sayuran menjadi bahan pangan sangat penting dan dibutuhkan oleh manusia. Banyak sekali jenis sayuran yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat seperti selada, sawi hijau, bayam, kangkung, dll.

Sayuran-sayuran tersebut banyak mengandung vitamin A, vitamin C, mineral, zat besi, kalsium, dan kalium. Manfaat sayuran bagi tubuh adalah untuk menghilangkan berbagai penyakit seperti asma, kolik, anemia, bronchitis pneumonia, konstipa I, osteoporosis, kelelahan, serta kekurangan kalsium.

Penanaman lewat hidroponik bisa menjadi alternatif karena hidroponik merupakan budidaya pertanian menggunakan media selain tanah dan air sebagai sumber nutrisi tanaman. Masyarakat yang memiliki lahan terbatas juga dapat menjadikan hidroponik sebagai alternatif untuk menghasilkan sayuran sendiri tanpa harus membeli.

Warga Desa Ngampelsari juga banyak yang memiliki usaha kecil seperti membuka warung di depan rumah. Namun, hampir tidak ada masyarakat yang menanam sayuran di rumah, atas dasar lahan yang sempit. Menurut tim KKN kelompok 8, informasi hidroponik di Indonesia saat ini masih sangat minim, hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi tentang kelebihan sistem hidroponik.

Langkah awal pembuatan hidroponik adalah membuat media penyemaian, tim 8 memilih benih bayam merah, selada, dan kangkung untuk selanjutnya dilakukan penyemaian dengan menggunakan media rockwool.

Diawali dengan memotong rockwool dengan ukuran 2,5 x 2,5 x 2,5 cm lalu basahi dengan air dan beri lubang untuk memasukkan benih. Selanjutnya tempatkan rockwool di nampan dan masukkan satu per satu benih ke dalam rockwool. Jangan lupa letakkan di tempat yang terkena sinar matahari.

Setelah media penyemaian selesai, langkah selanjutnya membuat kerangka hidroponik menggunakan pipa PVC dan meletakkan setiap kotak rockwool ke pot hidroponik. Lalu masukkan ke instalasi pipa PVC. Untuk pemberian nutrisi tumbuhan mulai diberikan dari awal proses penyemaian dengan tingkat kepekatan 200-400 PPM. Tingkat kepekatam nutrisi selalu ditambah setiap minggunya sampai nilai maksimal 1400 PPM dan proses panen bisa dilakukan.

Untuk metode hidroponik yang digunakan adalah metode DFT (Deep Flow Technique) dimana pipa tidak dibuat miring dengan tujuan mensirkulasikan air nutrisi mengalir dan menyisakan air menggenang pada pipa hidroponik.

Dalam metode DFT terdapat beberapa keunggulan yaitu lebih hemat listrik karena pompa tidak perlu selalu dinyalakan, tanaman tidak akan mati/layu apabila sistem pengairan sedang terganggu, dan nutrisi selalu tersedia dalam jumlah cukup sehingga tanaman bisa tumbuh optimal. Dari kegiatan tersebut, tim KKN-P 8 Umsida berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan lahan yang terbatas untuk melakukan hidroponik.

Editor : Ping Darojat Gumilang

Penulis : Rizki Yudha P dan Rona Isyroqul

Leave a Reply