Mahasiswa KKN-P Kelompok 19 Ajarkan Pemasaran Digital Untuk Meningkatkan Penjualan Di Desa Damarsi

Mahasiswa KKN-P Kelompok 19 berinisiatif untuk membantu mengembangkan hasil potensi alam Desa Damarsi ke masyarakat luas. Tujuan nya agar industri pengolahan kerupuk rumahan lebih dikenal oleh masyarakat. Salah satu mitra dari program pengembangan UMKM ini adalah Rukha. Ia memulai bisnis produksi kerupuk rumahan bersama anggota keluarganya dan akan memulai produksi jika ada pesanan, Sabtu (20/03/2021).

“Kerupuk yang saya jual yaitu kerupuk Ikan Gabus, Ikan Mujair, Ikan Payus. Untuk kerupuk Ikan Mujair harganya Rp.38,000/500 gr dan Rp.50,000/500 gr untuk kerupuk Ikan Gabus dan kerupuk Ikan Payus, “ pungkas Rukha saat ditemui oleh Mahasiswa KKN-P Umsida Kelompook 19.

Ia juga menambahkan, ia tertarik untuk mengembangkan usahanya lewat online namun diusianya yang sudah lanjut sulit memahami dan mengoprasikan handphone. Mahasiswa KKN-P UMSIDA Kelompok 19 dengan senang hati membantu Rukha untuk mengembangkan usahanya dengan mendatangi langsung dan menjelaskan bagaimana cara memanfaatkan handphone untuk memasarkan produknya. Setelah dilakukannya program kerja ini Mahasiswa KKN-P Kelompok 19 berharap dapat membantu Rukha mengembangkan usahanya agar lebih dikenal masyarakat.

Kemajuan teknologi akan terus berkembang seiring dengan berkembangnya zaman, begitu pula dengan persaingan dalam bisnis yang memanfaatkan media sosial dan online market place. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh beberapa pengusaha untuk mendapatkan pelanggan di masa pandemi Covid-19.

Penjualan secara online akan semakin marak karena lebih mudah dan tidak memerlukan banyak biaya serta tenaga yang besar. Caranya cukup dengan memposting apa yang akan dijual di jejaring sosial. Namun, masih banyak yang belum bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi yang satu ini.

“Berdasarkan survey UMKM yang kelompok kami lakukan di Desa Damarsi bahwa desa ini memiliki potensi pada hasil pengolahan tambaknya menjadi kerupuk namun belum banyak dikenal masyarakat luas. Hal ini dikarenakan produsen kerupuk di desa ini masih berjualan dengan cara lama yaitu dari mulut ke mulut” ucap Angga, Ketua KKN-P Kelompok 19.

Ia juga menambahkan, ia ingin mengembangkan target pasar dari produsen kerupuk ini. Bukan dari wilayah sekitar desa, namun seluruh Indonesia. Caranya yakni dengan memanfaatkan market place seperti media sosial WhatsApp Bisnis dan Google Maps.

Leave a Reply