Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Terpadu (KKN-T) Kelompok 34, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) ciptakan alat untuk pupuk kompos berupa komposter di Desa Cemeng Bakalan, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (9/10).
Pupuk kompos bisa menjadi salah satu media tanam yang digunakan untuk memberi nutrisi pada tanaman. Pupuk kompos bisa dibuat sendiri dengan memanfaatkan sampah rumah tangga, misalnya dari kulit buah-buahan maupun sisa sayur-sayuran.
Adapun komposter adalah alat untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Sehingga, alat ini memiliki dua fungsi yaitu sebagai tong sampah organik sekaligus berperan sebagai komposter. Proses pembuatan alat untuk pupuk kompos oleh mahasiswa KKN-T kelompok 34cukup sederhana, yaitu drum plastik berukuran sedang atau besar beserta tutupnya berfungsi sebagai wadah sampah organik, pipa, fitting, dan ram untuk menahan dan menyaring cairan yang berasal dari sampah organik, dan kran untuk mengeluarkan cairan sampah.
Secara teknis, komposter ini menyaring kadar air dari sampah organik. Sampah organik dimasukkan ke dalam tanki lalu diendapkan beberapa minggu hingga mengeluarkan kadar air. Setelah beberapa minggu, sampah di dalam tanki diaduk agar menghasilkan kadar air yang lebih banyak. Kadar air diambil dan disiramkan kembali ke sampah yang ada di dalam komposter dan didiamkan lagi selama beberapa minggu. Proses tersebut dilakukan berulang-ulang hingga beberapa minggu atau bahkan satu bulan. Dari komposter ini dapat menghasilkan dua jenis pupuk, yaitu pupuk cair dari limbah organik dan pupuk hasil peleburan sampah organik yang airnya telah dikeluarkan.
Pembuatan komposter ini mendapatkan respon dari Syamsul Huda selaku Kepala Desa Cemeng Bakalan. Beliau juga berharap dengan adanya alat ini dapat memberikan manfaat, motivasi, dan inovasi bagi masyarakat desa yang selama ini hanya sebatas melakukan penyortiran sampah dan langsung dikirimkan ke TPA tanpa ada proses pengolahan lebih lanjut.
Penulis : Dedy Rahmat Saleh
Editor : Shinta Amalia Ferdaus