
Sebagai bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) yang diselenggarakan oleh Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, kegiatan diversifikasi produk berbasis belimbing wuluh digelar di Desa Sumorame, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo pada Jum’at (23/05/2025). Kegiatan ini difokuskan pada kelompok tani dan pelaku usaha tanaman buah dalam pot (tambulampot) yang tergabung dalam Kelompok Tambulampot Desa Sumorame.
Acara ini bertujuan untuk mengembangkan potensi lokal Desa Sumorame yang dikenal sebagai salah satu sentra tanaman belimbing wuluh, sekaligus meningkatkan nilai tambah dari komoditas tersebut melalui inovasi pengolahan menjadi berbagai produk olahan pangan.
Kegiatan Abdimas kali ini melibatkan dosen dan mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan dengan ketua pelaksana Ibu Rima Azara S. TP., MP. serta dukungan dari Desa Sumorame dan masyarakat setempat. Beberapa kegiatan yang dilakukan meliputi pemaparan cara pembuatan selai belimbing wuluh, nastar belimbing wuluh, Wuluhqu, dan minuman Jelly dari ekstrak belimbing wuluh.
Sambutan dari Perwakilan Dosen Program Studi Teknologi Pangan Dalam sambutannya saat pembukaan acara, Dosen Program Studi Teknologi Pangan, Bapak Dr. Lukman Hudi, S.TP., M.MT. menyampaikan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendorong inovasi berbasis potensi lokal.

“Belimbing wuluh adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi namun belum diolah secara optimal. Melalui kegiatan Abdimas ini, kami ingin membekali masyarakat dengan keterampilan dan pengetahuan untuk mengolah belimbing wuluh menjadi produk-produk bernilai jual tinggi,” ujar Dr. Lukman. Beliau juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Sambutan dari Perwakilan Tokoh Masyarakat (Asman Toga)
Perwakilan tokoh masyarakat Desa Sumorame, Bu Jalal, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menekankan bahwa keterlibatan perguruan tinggi sangat dibutuhkan untuk mendorong produktivitas dan kreativitas warga.
“Kami berterima kasih atas kehadiran dan perhatian dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Dengan adanya ini saya berharap, kami sebagai warga Desa Sumorame bisa menerapkan pemanfaatan pohon blimbing wuluh yang ada di Taman Toga Desa. Selama ini belimbing wuluh hanya dimanfaatkan sebagai bumbu dapur. Dengan pertemuan ini, warga jadi tahu bahwa buah ini bisa dijadikan produk lain seperti minuman. Ini peluang ekonomi baru,” Ujar Bu Jalal.
Ia juga berharap agar kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut dan didampingi secara berkelanjutan, sehingga hasil dari pelatihan benar-benar bisa diterapkan oleh masyarakat.
Rangkaian Kegiatan dan Hasilnya Pemaparan materi dilakukan oleh Ibu Rima Azara S.TP., MP dimulai dengan sesi penyuluhan mengenai manfaat dan kandungan belimbing wuluh. Tanaman ini kaya akan vitamin C, antioksidan, dan senyawa antimikroba yang bermanfaat bagi kesehatan serta dapat digunakan dalam industri rumah tangga.

Sesi kedua berisi pemaparan cara pembuatan produk olahan. Dalam proses ini, peserta dijelaskan cara membuat produk :
Selai Belimbing Wuluh : Selai sehat yang berbahan utama belimbing wuluh. Dibuat dengan cara buah belimbing dibersihkan dengan garam untuk menghilangkan bulu halus dikulit buah. Kemudian diparut dan disaring, lalu air saringannya disisihkan. Ampas dari parutan buah belimbing wuluh ini ditimbang, kemudian dimasak dengan gula sebanyak 65% dari ampas buah dan ditambahkan secukupnya air. Dimasak hingga mengental dan selai berwarna coklat.
Nastar Belimbing Wuluh : jajanan yang selalu muncul Ketika hari raya dibuat dengan resep nastar pada umumnya, namun untuk isian selai yang digunakan adalah selai belimbing wuluh.
Es Jelly : Minuman yang berisi jelly belimbing wuluh. Jelly dibuat dengan menggunakan air sari dari belimbing wuluh yang kemudian ditambahkan jelly. Lalu ditambahkan selasih dan air gula sebagai pelengkap agar minuman semakin segar.
Minuman Wolohku : Minuman ini dibuat dengan campuran kunyit dan buah belimbing wuluh yang menghasilkan minuman segar dan menyehatkan.
Di akhir kegiatan, peserta mencicipi berbagai produk yang telah dibuat. Dengan antusias, para peserta mencoba produk.
Antusiasme dan Tindak Lanjut
Ibu Mami, salah satu anggota kelompok Tambulampot, mengungkapkan kegembiraannya. “Saya baru tahu kalau belimbing wuluh bisa dijadikan selai dan minuman segar. Ilmunya sangat bermanfaat. Dari segi rasa, minuman wuluhqu dan nastar selai belimbing wuluh sangat enak, cara packing juga bagus, dan produk ini cocok untuk menjadi ide berjualan bagi kami,” tuturnya antusias.

Kegiatan ini menunjukkan bagaimana sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat dapat menghasilkan inovasi yang memberdayakan. Program ini tidak hanya memberikan edukasi teknis, tetapi juga memperkuat keberlanjutan usaha dengan memperkenalkan berbagai macam contoh produk olahan berbasis pangan lokal.
Melalui diversifikasi produk berbasis belimbing wuluh, masyarakat Desa Sumorame kini memiliki peluang baru untuk meningkatkan pendapatan dan memperkuat identitas lokal mereka. Penulis : Aisyah Nurkhaliza