
Gambar 1. Bersama KepalaBappeda Kabupaten Bojonegoro Setelah Presentasi Peluang Usaha Budidaya Jamur Tiram
Bojonegoro – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) kembali hadir di Kecamatan Bojonegoro untuk memberikan Sosialisasi Peluang Usaha dan Teknologi Tepat Guna pada hari Rabu (30/7/2025) kepada kelompok petani budidaya jamur tiram yang dipimpin oleh Bapak Robby Avid. Kegiatan ini dilaksanakan di lokasi kumbung jamur di Jl. Dr. Soetomo Gang Buntu No. 15, Desa Sumbang Kecamatan Bojonegoro dan di Kantor Bappeda Bojonegoro. Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan menghadirkan dua narasumber, Dr. Sigit Hermawan, SE., M.Si dan Dr. Lukman Hudi, STP., MMT. Materi pertama disampaikan oleh Dr. Sigit Hermawan, SE., M.Si dengan topik “Networking dan Peluang Usaha Budidaya Jamur.” Dalam sesi ini, beliau menekankan bahwa keberhasilan usaha jamur tidak hanya bergantung pada keterampilan teknis dalam budidaya, tetapi juga pada kemampuan membangun jejaring usaha yang kuat. Menurutnya, jejaring bisnis dapat membuka akses pasar yang lebih luas, memperkuat posisi tawar, dan mempermudah kolaborasi lintas sektor. Dr. Sigit juga menguraikan strategi pemasaran yang efektif, mulai dari segmentasi pasar, penentuan harga pokok penjualan, hingga promosi berbasis media digital. Selain itu, beliau membahas pentingnya pemetaan peluang pasar, baik di tingkat lokal maupun nasional, untuk memastikan produk jamur mampu bersaing dari segi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pasokan.

Gambar 2. Penyampaian materi oleh Dr. Sigit Hermawan, SE., M.Si.dan Dr. Lukman Hudi, STP., MMT
Sesi berikutnya dibawakan oleh Dr. Lukman Hudi, STP., MMT dengan materi “Pemanfaatan IoT dalam Budidaya Jamur dan Peralatan Produksi.” Ia memaparkan bagaimana teknologi Internet of Things (IoT) dapat diintegrasikan dalam proses budidaya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Salah satu penerapannya adalah penggunaan sistem penyiraman otomatis yang mampu menjaga kelembapan kumbung secara optimal tanpa intervensi manual berlebihan. Selain itu, teknologi sensor digunakan untuk memantau suhu, kelembapan, dan kualitas media tanam secara real-time, sehingga petani dapat mengambil keputusan cepat apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan.
Dalam sesi ini, Dr. Lukman juga memperkenalkan beberapa peralatan inovatif pendukung proses produksi. Di antaranya adalah mesin press 6 tabung yang mampu mempercepat proses pembuatan baglog atau media tanam jamur secara signifikan, sehingga produksi dapat ditingkatkan dengan waktu dan tenaga yang lebih efisien. Selain itu, beliau memaparkan fungsi mesin cabinet dryer, yaitu pengering jamur berbasis sistem tertutup yang dirancang untuk mengurangi kadar air secara merata, menjaga kualitas dan nilai gizi jamur, serta memastikan produk lebih tahan lama dan steril sebelum dipasarkan.
Melalui kedua materi ini, peserta tidak hanya mendapatkan wawasan tentang strategi pengembangan usaha, tetapi juga pengetahuan praktis mengenai inovasi teknologi yang dapat diimplementasikan secara langsung di lapangan. Sesi diskusi interaktif turut digelar, memberi kesempatan kepada petani untuk berkonsultasi langsung mengenai kendala teknis dan strategi pemasaran.

Gambar 3. Sesi Diskusi
Tidak hanya di lokasi budidaya jamur, tim UMSIDA juga berkesempatan mempresentasikan materi tersebut di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bojonegoro. Kesempatan ini dimanfaatkan untuk menjelaskan secara komprehensif hasil observasi lapangan, temuan permasalahan yang dihadapi petani, serta rekomendasi strategi pengembangan usaha budidaya jamur yang lebih produktif dan berkelanjutan.
Dalam forum tersebut, tim UMSIDA memaparkan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan pelaku usaha lokal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis potensi wilayah. Materi yang disampaikan tidak hanya mencakup aspek teknis budidaya dan inovasi teknologi, tetapi juga strategi pemasaran, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan peluang kolaborasi untuk mengakses pendanaan serta bantuan peralatan produksi. Audiens yang hadir, termasuk pejabat dan staf Bappeda, memberikan respon positif dan menilai bahwa program ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam mendukung pertumbuhan sektor pertanian dan kewirausahaan berbasis komoditas unggulan lokal. Presentasi ini diharapkan menjadi titik awal kerja sama yang lebih intensif antara UMSIDA dan Pemkab Bojonegoro dalam mengembangkan sektor agribisnis jamur sebagai salah satu pendorong ekonomi daerah.

Gambar 4. Tim UMSIDA Sosialisasikan Peluang Usaha Budidaya Jamur di Bappeda Kabupaten Bojonegoro
Kegiatan yang berakhir pada pukul 13.00 WIB ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dan motivasi bagi para petani untuk mengembangkan usaha budidaya jamur secara inovatif, produktif, dan berkelanjutan (Cin)