drpm.umsida.ac.id – Adanya pandemi ini, berimbas pada menurunnya hasil produksi dilakukan oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) karena sepinya pelanggan khususnya UMKM di Desa Sadang, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.
Penurunan ini dirasakan oleh pemilik usaha Jamu Sinom di Desa Sadang, Tri Atmoadi dan Aini hanya mengadalkan pemasaran produk melalui pelanggan yang memiliki hajatan dan menitipkan ke warung setempat, akan tetapi adanya pandemi tidak bisa memproduksi jamu dalam jumlah banyak, hal ini dikarenakan masyarakat tidak boleh keluar rumah ataupun tidak boleh menyelenggarakan hajatan sehingga penjualan ataupun hasil produksi menurun.
Digital Marketing menjadi solusinya untuk para UMKM. Melalui program ini, tim Kuliah Kerja Nyata-Terpadu (KKN-T) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) kelompok tiga membantu memulihkan produk UMKM Jamu Sinom dengan membuatkan sosial media mulai dari Facebook dan Instagram. KKN-T Umsida Kelompok tiga juga mengajari Ibu Aini untuk berbisnis dengan mengelola akun sosial media yaitu @jamuainisadang untuk rajin memposting produk UMKM, cara memfoto produk, membuat feed instagram disertai narasi menarik konsumen, “Kami membantu bu Aini untuk mengelola akun jualannya di sosial media agar usaha Bu aini menjadi populer agar banyak pembeli yang datang,” ujar Bendahara Tim KKN-T kelompok tiga, Elly Agustini saat diwawancarai tim Jurnalis, Rabu (22/9).
Tim KKN-T kelompok tiga juga ikut serta dalam pembuatan jamu sinom milik Bu Aini, “Kami juga ikut serta dalam pembuatan jamu sinom ini. Dimana awal proses pembuatan jamu ini menggunakan panci ukuran besar sehingga bisa membuat stok barang dengan jumlah cukup banyak dan membuat sesuai pesanan,” imbuhnya.
Untuk memudahkan mengenal tempat UMKM Jamu Sinom Bu Aini, Sekretaris Tim KKN-T Umsida Kelompok tiga, Vio Nora Ilham mengatakan bahwa timnya membuatkan titik lokasi di aplikasi Google Maps sekaligus memasang banner di depan rumah Bu Aini, Dari kegiatan dilakukan Tim KKN-T Umsida Kelompok tiga membawa perubahan bagi UMKM Jamu Sinom Bu Aini, “Karena konsumen dapat langsung mengunjungi lokasi UMKM dengan tepat dan dikenal oleh masyarakat sekitar,” ucapnya.
Dengan harga jamu yang terjangkau mulai Rp. 3000 sampai Rp.15.000 dijual dengan berbagai macam kemasan botol ini dengan rasa yang enak dan berbahan alami ini mengalami peningkatan penjualan, “Alhamdulillah, sudah ada peningkatan walau masih belum signifikan. Tapi progres baik,” katanya.
Aini mengaku sangat senang, karena memang ia butuh media digital agar produknya dapat menarik banyak konsumen sehingga pendapatan dapat meningkat, “Saya berterima kasih sudah dibuatkan sosial media dan dipasangkan google maps untuk mempermudah penjualan produk yang saya buat sehingga pelanggan saya mudah mencari atau membeli secara langsung di rumah, karena selama ini pelanggan tidak tahu lokasi rumah saya meskipun sudah diberitahu alamatnya dan kebanyakan masih tersesat agak jauh dari rumah,” pungkas Aini.
Penulis : Elly Agustini dan Vio Nora Ilham
Editor : Asita Salsabilla Maharani