Kembangkan Potensi Desa, Tim KKN-P Kelompok 49 Berikan Bimbingan Teknologi Pemanfaatan Daun Kelor

 

drpm.umsida.ac.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Pencerahan (KKN-P) kelompok 49 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melakukan Bimbingan Teknologi (Bimtek) terkait ketahanan pangan keluarga di Pendopo Balai Desa Keboananom, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Minggu (6/2).

Bersama kelompok ibu-ibu PKK Desa Keboananom, tim KKN-P kelompok 49 berupaya melakukan pemulihan perekonomian desa dengan mengembangkan wirausaha masyarakat. Bimtek dilakukan demi memberikan pengetahuan terkait bagaimana melakukan inovasi makanan untuk meningkatkan harga jual dan daya tarik masyarakat.

Delapan mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) membuat nugget dari daun kelor. Kreasi yang diberi nama nugget kelor ini merupakan salah satu alternatif makanan tambahan dalam memanfaatkan daun kelor yang ada di Desa Keboananom. Kreasi nugget kelor ini dibuat oleh satu tim yaitu Vini, Lisa, Mirna, dan Jannah. Vini selaku ketua tim KKN-P kelompok 49 menjelaskan, daun kelor mengandung banyak protein yang terdiri dari zat besi, kalsium, vitamin A, serta vitamin C dan tujuh kali lebih tinggi dari pada buah jeruk.

“Kelor juga kaya akan manfaat dan salah satunya sebagai antioksidan bagi tubuh. Mengolah daun kelor menjadi nugget berharap menjadi solusi untuk orang tua yang anak-anaknya kesulitan makan sayur,” jelas Vini.

Vini mengungkapkan, latar belakang dibuatnya kreasi daun kelor menjadi nugget berawal dari tugas KKN terkait Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pada mata kuliah ini, mahasiswa Umsida diwajibkan untuk melakukan kegiatan KKN mengenai UMKM yang sesuai dengan kondisi Desa. Tanaman rimpang atau daun kelor banyak ditemukan di desa keboananom. Sehingga terciptalah kreasi olahan pangan dari tanaman rimpang atau kelor yang memiliki nilai kesehatan bagi masyarakat.

“Kami akhirnya memilih untuk mengolah makanan dari daun kelor. Umumnya ibu-ibu mengolah daun kelor menjadi sayur. Akhirnya kami berkreasi membuat daun kelor menjadi nugget sekaligus sebagai inovasi makanan untuk meningkatkan harga jual daun kelor” ucap Vini.

Daun kelor bisa digunakan dan dimanfaatakn setelah melalui beberapa proses. Langkah pertama yakni daun kelor direbus dan dicincang halus. Kemudian dicampurkan dengan daging ayam dan bahan-bahan lainnya seperti telur, garam, dan diaduk hingga merata. Selanjutnya ditambahkan tepung roti, tepung tapioka, dan keju parut. Adonan kemudian dicetak dengan loyang dan dikukus hingga matang selama kurang lebih 35 menit. Setelah itu, nugget kelor yang telah dikukus dipotong-potong sesuai bentuk yang disukai. Proses terakhir, hasil potongan dilumuri tepung maizena, kemudian dicelupkan ke dalam telur, dilumuri dengan tepung roti, dan digoreng hingga matang.

Meskipun pembuatannya terlihat mudah, tim KKN-P kelompok 49 mengaku sempat mengalami kesulitan. Elda Silvana selaku anggota tim mengungkapkan, kesulitan dalam proses pembuatan yaitu saat menentukan tekstur nugget kelor agar tidak terlalu keras atau empuk ketika dikonsumsi.

“Daun kelor direbus terlebih dahulu agar mengurangi bau dan rasa pahit. Sehingga daun kelor yang digunakan terasa lebih nikmat ketika dikonsumsi. Olahan pangan ini bisa dikembangkan oleh masyarakat Desa Keboananom untuk dijual dan dikonsumsi untuk membantu pertumbuhan serta perbaikan gizi anak,” ujar Lisa.

Ibu Ketua PKK mengatakan bahwa nugget kelor merupakan kreasi menarik yang bisa membantu anak-anak dalam memenuhi kebutuhan serat. Pihaknya juga ingin membangun paradigma untuk mengonsumsi makanan praktis, tetapi tetap sehat.

“Semoga kreasi ini bisa dibuat dan dipasarkan ke komunitas yang lebih luas. Kami tim PKK Desa Keboananom juga mengajak mahasiswa untuk turut terlibat program pengabdian masyarakat dengan memberikan pelatihan serta praktik kepada KWT dan masyarakat dalam mengolah daun kelor menjadi makanan yang kaya nutrisi untuk si kecil,” ucap Suci Utami selaku Ketua PKK.

Ditulis: Neila Martha Yuandini dan Vini Rahmawati
Editor: Shinta Amalia Ferdaus

Leave a Reply