drpm.umsida.ac.id – Meski Pandemi, tidak menghalangi semangat UMKM keripik tempe milik Nia untuk tetap berproduksi. UMKM Keripik Tempe Nia merupakan usaha mikro yang sudah berdiri sejak tahun 2014. Usaha keluarga turun temurun ini dimulai dari kesepakatan Nia dengan kakak kandungnya yang bermodal awal hanya Rp.200.000.
Usaha mereka berbuah manis, hingga pada akhirnya memutuskan untuk memiliki brand masing – masing. Namun, walaupun potensi bisnis produk tempe sangat menjanjikan, bukan berarti industri ini tidak mengalami kendala. Bisnis yang berkonsep hanya menyediakan ketika ada pesanan ini cukup berkembang baik, jauh sebelum adanya virus Covid – 19.
Produk ini memperoleh omset dalam 1 minggu senilai Rp.2.000.000. Bisnis ini bisa dikatakan berhasil sebelum pandemi. Namun hal tersebut dipatahkan karena adanya beberapa kendala yang timbul saat pandemi, mengingat usaha Nia sempat mengalami kerugian sebesar Rp.11.000.000.
Disamping kerugian tersebut juga terdapat kendala lain yang dihadapi seperti harga minyak naik drastis yang membuat harga penjualan keripik juga ikut melonjak. Hal ini membuat Nia diharuskan untuk memutar otak. Penjualan keripik ini tidak hanya dijual langsung di rumahnya saja, namun dijual di tempat-tempat wisata dan toko-toko terdekat, seperti Wisata Masjid Merah yang ada di sekitar Taman Dayu dan Wisata Cheng ho.
Keripik Tempe Nia memiliki masa produksi kurang dari 2 bulan. Hal tersebut cukup membuat bisnis mulai kembali normal, “Waktu pembuatan tempe harus dipastikan keadaan tertutup kalau tidak tepat gampang busuk, dan tempe dibuat sendiri,” ujar Nia. Hal ini yang membuat cita rasa khas dari Keripik Tempe Nia banyak disukai oleh pelanggan.
Meskipun sudah cukup terkenal di kalangan pelanggan, ditemukan kendala dalam pemasaran branding. Mereka hanya mencantumkan nomer WhatsApp saja dikemasan sehingga dapat dikatakan belum berkembang. Melihat hal tersebut, mahasiswa memberikan edukasi tentang bagaimana branding produk agar terlihat lebih menarik.
Mulanya, mahasiswa membantu mendaftarkan lokasi keripik tempe ini di google maps. Lalu membantu promosi di sosial media yang saat ini dinilai lebih efektif dan pembuatan video promosi (iklan). “Hal ini diharapkan dapat membantu mengembangkan usaha UMKM yang sudah maju untuk lebih terkenal dan menarik perhatian masyarakat khususnya bagi para wisatawan,” tutur mahasiswa KKN.
Penulis : Dina Ayu Sindiana
Editor : Ping Darojat Gumilang