
Umsida.ac.id – Purwodadi, 12/02/2025 Kerupuk Samiler, salah satu makanan tradisional khas Dusun Pagergunung, Desa Gerbo, kini semakin dikenal luas berkat inisiatif pengembangan usaha yang dilakukan oleh kelompok Kuliah Kerja Nyata Pencerah (KKN – P) 31 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Dalam program ini, mahasiswa KKN bekerja sama dengan Ibu Suparti, seorang perajin kerupuk samiler yang telah menjalankan usaha ini selama bertahun-tahun. Program pengembangan ini dipimpin oleh Faris Prasetya sebagai Ketua Divisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) KKN – P 31 Umsida.
Faris Prasetya menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk kerupuk samiler melalui inovasi pengemasan, pemasaran digital, serta peningkatan kualitas produksi.
“Kami melihat potensi besar dari kerupuk samiler Ibu Suparti. Dengan sedikit inovasi dan strategi pemasaran yang tepat, produk ini bisa lebih dikenal dan meningkatkan pendapatan warga,” ujar Faris.
Beberapa Keunggulan Kerupuk Samiler Ibu Suparti
Kerupuk samiler buatan Ibu Suparti memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan produk serupa di pasaran:
- Bahan Baku Berkualitas dengan Menggunakan singkong pilihan dari petani lokal yang bebas bahan kimia berbahaya.
- Rasa Khas dan Gurih yang Diracik dengan bumbu tradisional yang menghasilkan cita rasa otentik.
- Tanpa Pengawet dengan Menggunakan metode pengolahan alami tanpa bahan pengawet, sehingga lebih sehat dan aman dikonsumsi.
- Daya Tahan Lama Dengan proses pengeringan yang optimal, kerupuk ini dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama tanpa kehilangan kerenyahannya.
Kerupuk samiler merupakan makanan tradisional yang dibuat dari singkong dengan proses pengolahan yang cukup panjang. Dibandingkan dengan kerupuk lainnya, samiler memiliki tekstur yang lebih tebal dan cita rasa gurih yang khas. Ibu Suparti telah menggeluti usaha ini selama lebih dari 20 tahun, meneruskan tradisi keluarga yang sudah ada sejak dahulu.
Menurut Ibu Suparti, tantangan utama dalam usaha ini adalah mempertahankan kualitas dan meningkatkan pemasaran agar produknya bisa bersaing dengan produk lain di pasaran.
“Saya sangat bersyukur dengan adanya bantuan dari mahasiswa KKN. Mereka membantu dalam hal pengemasan, pemasaran online, hingga memperkenalkan produk saya ke pasar yang lebih luas,” ungkap Ibu Suparti.
Peran KKN P-31 Umsida dalam Pengembangan UMKM
Mahasiswa KKN – P 31 Umsida melakukan berbagai inovasi untuk membantu pengembangan usaha Ibu Suparti. Beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain: - Desain Kemasan Baru
Mahasiswa KKN membantu menciptakan desain kemasan yang lebih modern dan menarik. Kemasan baru ini tidak hanya memperindah tampilan produk, tetapi juga memberikan informasi yang lebih jelas mengenai komposisi dan manfaat produk. - Pemasaran Digital
Dengan memanfaatkan media sosial dan marketplace, mahasiswa KKN mengajarkan cara memasarkan kerupuk samiler secara online. Hal ini bertujuan untuk menjangkau lebih banyak konsumen, baik di dalam maupun di luar daerah. - Peningkatan Standar Produksi
KKN – P 31 Umsida juga memberikan pelatihan mengenai standar kebersihan dan efisiensi produksi agar kerupuk samiler dapat diproduksi dalam jumlah lebih banyak tanpa mengurangi kualitasnya. - Pembuatan Label dan Branding Produk
Untuk meningkatkan daya tarik dan profesionalitas produk, mahasiswa membantu membuat label yang mencantumkan merek “Kerupuk Samiler Ibu Suparti” serta logo yang khas agar lebih mudah dikenali oleh konsumen.
Program ini mendapat respons positif dari masyarakat Dusun Pagergunung. Banyak warga yang terinspirasi dan tertarik untuk mengembangkan usaha serupa. Kepala Desa Gerbo, Bapak Sutrisno, mengapresiasi inisiatif ini dan berharap program serupa dapat diterapkan untuk produk-produk UMKM lainnya di desa tersebut.
“Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa KKN Umsida yang telah membantu memberdayakan UMKM di desa kami. Dengan pendampingan seperti ini, kami yakin usaha lokal bisa semakin berkembang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Sutrisno.
Dengan adanya dukungan dari mahasiswa KKN P-31 Umsida, diharapkan Kerupuk Samiler Ibu Suparti bisa semakin dikenal dan berkembang. Faris Prasetya berharap program ini tidak hanya berhenti pada masa KKN, tetapi dapat berkelanjutan dengan adanya pendampingan dari pemerintah desa maupun komunitas usaha lokal.
“Kami ingin agar usaha ini terus berkembang, bahkan setelah program KKN selesai. Kami berharap masyarakat dapat meneruskan inovasi yang telah kami mulai, sehingga produk lokal seperti Kerupuk Samiler bisa bersaing di pasar yang lebih luas,” pungkas Faris.
Penulis : Achmad Shobich