
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pencerah (KKNP) Kelompok 29 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) divisi UMKM melakukan pendampingan branding produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) susu Ef GrowFarm Indonesian di dusun Jelag desa Kalipucang Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan Kamis (16/01/2025) milik ibu Elly Farida, S.PT. M.SI.
Usaha ini dimulai tahun 2007 dengan memelihara satu ekor sapi perah. Seiring waktu, peternakan milik Elly berkembang pesat dengan jumlah ternak yang kini terdiri dari 19 ekor kambing, 20 ekor domba, dan 47 ekor sapi. Mahasiswa yang tergabung dalam KKNP mendapat kesempatan untuk melihat langsung proses produksi susu, serta menyaksikan berbagai jenis hewan ternak yang dipelihara untuk menghasilkan susu berkualitas. Produk yang dihasilkan oleh UMKM ini tidak hanya berupa susu segar, tetapi juga diolah menjadi berbagai produk turunan, seperti yoghurt, stik susu, permen susu, masker, toner, scrub, dan susu pasteurisasi.
Meskipun UMKM ini telah berkembang dengan baik, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi, di antaranya belum adanya company profile, brosur, poster, serta plang usaha seperti banner dan papan nama jenis hewan ternak. Selain itu, penjualan secara online juga menjadi tantangan tersendiri bagi pemilik usaha. Produk seperti yoghurt dan susu pasteurisasi memiliki masa simpan yang terbatas sehingga sulit untuk didistribusikan dalam perjalanan jarak jauh. Hingga saat ini, solusi untuk permasalahan tersebut masih dalam proses pencarian.
“Usaha olahan susu ini dimulai pada tahun 2019, sedangkan peternakan sudah berjalan sejak 2007. Awalnya, saya mulai membuat yogurt, pada awal pembuatan hanya memproduksi sekitar 60 pcs dengan menggunakan peralatan yang masih sederhana, dan distribusinya dilakukan ke toko kelontong. Kendala yang saya hadapi saat itu adalah kerusakan produk yogurt karena kurangnya sterilisasi atau teksturnya yang terlalu encer dan mudah hancur”. Ujar Elly
Selain itu juga terdapat produk Growfast, probiotik yang dikembangkan saat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). “Growfast ini seperti Yakult untuk sapi, membantu metabolisme dan kesehatan sapi, sehingga pakannya lebih baik dan kotorannya tidak bau” Ujar Elly. Produk ini kini telah diproduksi massal dan dijual di kalangan komunitas peternak. Elly juga memiliki rencana untuk mengembangkan produk nugget susu dan dodol susu. Namun, produksi masih terbatas karena belum memiliki jaringan pemasaran yang optimal. “Daya simpan produk juga menjadi tantangan. Nugget susu bisa bertahan enam bulan di freezer, sedangkan dodol susu hanya satu bulan. Oleh karena itu, kami harus mengetahui pasar yang tepat,” tambahnya.
Produk Growfast karena ada pada waktu wabah PMK (Penyakit Mulut Kuku) di produksi secara masal dijual di kalanagan sendiri pada komunitas peternak toko peternak. Total sapi sekarang 52 ekor terdiri dari induk, Jantan, dan pedet kecil. Ada 1 ekor sapi pemiliknya investor dititipkan, kontrak kerja sampai 3 tahun pada tahun 2026 nanti dikembalikan.
Saat ini, dalam operasional harian, terdapat empat pekerja yang mengurus kandang dan lahan, serta dua ibu-ibu yang bertanggung jawab dalam produksi susu. Melalui pendampingan branding ini, mahasiswa Umsida berharap dapat membantu UMKM Ef GrowFarm Indonesian meningkatkan visibilitas dan pemasaran produknya, sehingga dapat lebih dikenal luas oleh masyarakat dan berkembang lebih pesat di masa depan. “kami akan membantu dengan membuatkan company profile, brosur, poster, serta plang usaha seperti banner dan papan nama jenis hewan ternak” Ujar Yesika Mahasiswi Divisi UMKM . Elly menjawab dengan antusias rasa terimakasih atas kunjungan dan bantuan dari mahasiswa. “ Saya sangat mengapresiasi Upaya mahasiswa dalam membantu usaha kami. Dengan adanya branding yang lebih baik saya berharap produk kami bisa menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan daya saing” tuturnya.