Dampak pandemi begitu besar terhadap sektor ekonomi. Kebijakan pemerintah terkait penerapan lockdown, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel yang terjadi hampir di sejumlah daerah mempengaruhi penurunan pendapatan pekerja yang bergerak di sektor ini. Akibatnya, banyak masyarakat yang kewalahan dalam menyokong perekonomiannya. Bahkan pedagang kaki lima dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) turut merasakan penurunan penjualan.
Memahami gelombang situasi yang terjadi terhadap masyarakat, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Terpadu (KKN-T) kelompok 32, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melakukan rebranding produk UMKM bernama “Sambal Lekoh” milik Titik, warga Desa Sedati, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (11/09).
Usaha produk sambal lekoh milik Titik ini merupakan usaha yang bergerak di bidang cita rasa persambalan dan sudah ada sejak tahun 2017. Awalnya, Titik hanyalah seorang ibu rumah tangga yang mempunyai kecintaan pada bidang kuliner dan hobi memasak. Kemudian Titik terbesit untuk menjadikan hal tersebut menjadi sebuah bisnis yang diharapkan mampu mendorong ekonomi keluarganya. Dengan modal yang cukup, Titik mengembangkan usaha sambal ini bersama dengan putrinya dan bersaing dengan UMKM di luaran lainnya. Sayangnya, kondisi pandemi mempengaruhi penurunan pendapatan dan penjualannya.
Tim KKN-T kelompk 32 inisiatif melakukan inovasi rebranding untuk meminimalisir sulitnya penjualan produk sambal lekoh milik pelaku UMKM tersebut. Menurut tim KKN-T kelompok 32, kemampuan bertahan UMKM yang melakukan penjualan dengan basis online memiliki kekuatan lebih dibandingkan dengan UMKM yang hanya melakukan penjualan secara offline. Selain itu, penjualan online juga akan menciptakan banyak peluang untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Rebranding ini dinilai menjadi suatu inovasi bagi pelaku UMKM. Produk yang menarik dan cantik dapat menaikkan minat beli konsumen.
Tim KKN-T kelompk 32 melihat perlu adanya upaya untuk mengembangkan dan memperindah kemasan produk. Sebab dari segi kualitas rasa, sambal lekoh sudah mampu bersaing dengan pelaku UMKM yang lainnya. Dalam kegiatan ini, tim melakukan penyuluhuan kepada pelaku UMKM yang dituju dengan memberikan sosialisasi tentang apa itu branding, bagaimana cara branding dan bagaimana cara mengelola pengeluaran atau pemasukan yang baik.
“Kalau saya sih mas dan mbak, selagi itu dapat meningkatkan kuantitas penjualan kami, saya membuka kesempatan adik-adik untuk melakukan inovasi terhadap produk kami, ujar Titik selaku Owner dari sambal lekoh.
Adanya peluang emas yang didapatkan dari sosialisasi saat itu, mahasiswa KKN-T 32 bergerak cepat untuk mengemban amanah yang diberikan langsung oleh owner dari sambal lekoh. Tim KKN-T kelompok 32 juga mensosialisasikan tentang media sosial yang memiliki peluang untuk para pelaku usaha, seperti Instagram, Facebook, Shopee, dan website lainnya. Dengan begitu, produk yang diproduksi akan tersebar luas di jejaring media sosial. Lewat program KKN ini juga, diharapkan kehadiran Mahasiswa KKN-T kelompok 32 bisa memberikan efek positif untuk pelaku usaha..
Penulis : Imron Rusadi
Editor : Shinta Amalia Ferdaus