Mahasiswa KKN-T UMSIDA Kelompok 19 Gelar Pendampingan TPQ untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di TPQ Baiturrahman

Sidoarjo, Jawa Timur – TPQ Baiturrahman yang berlokasi di Desa Katerungan, Kecamatan Krian, terus menunjukkan komitmennya dalam membina generasi Qur’ani melalui pembelajaran Al-Qur’an yang menyenangkan dan efektif. Saat ini, TPQ Baiturrahman memiliki 111 santri yang dibimbing oleh 11 asatidz dengan kegiatan belajar mengajar rutin setiap Senin hingga Jum’at, pukul 14.30 – 17.00 WIB.
Untuk memudahkan proses belajar, TPQ membagi santri dalam dua kelas, yaitu kelas siang (14.30 – 16.00) dan kelas sore (16.00 – 17.00). Sistem ini menjadikan pembelajaran lebih terarah dan kondusif.

Salah satu keunggulan TPQ Baiturrahman adalah penggunaan metode Tajdid dengan gerakan tepuk. Metode ini membantu santri dalam memahami panjang-pendek bacaan, tanwin, hingga bacaan dengung dengan cara menghitung menggunakan jari. Pendekatan ini dinilai inovatif karena mampu membuat anak-anak lebih mudah memahami tajwid dengan cara praktis dan menyenangkan.
Selain fokus pada bacaan Al-Qur’an, TPQ Baiturrahman juga memiliki berbagai program unggulan, di antaranya:
Hafalan surat dari An-Naba’ hingga An-Nass.
Hafalan hadits Nabi pilihan.
Hafalan doa sehari-hari.
Praktik wudhu dan sholat.
Pembiasaan membaca Al-Qur’an untuk kelas tahfidz.
Belajar bahasa Arab.
Kepala TPQ Baiturrahman menyampaikan bahwa pendampingan para asatidz tidak hanya berfokus pada keterampilan membaca Al-Qur’an, tetapi juga membentuk karakter Islami. “Kami berharap para santri tidak hanya fasih membaca Al-Qur’an, tetapi juga mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Dengan metode pembelajaran yang inovatif dan program terstruktur, TPQ Baiturrahman optimis dapat menjadi salah satu lembaga pendidikan Al-Qur’an unggulan di wilayah Krian, sekaligus mencetak generasi muda yang berakhlak mulia, cerdas, dan berlandaskan nilai Qur’ani.

Untuk menciptakan suasana belajar yang lebih berwarna, Mahasiswa KKN-T di TPQ Baiturrahman juga menghadirkan kegiatan kreatif berupa lomba estafet mewarnai. Lomba ini dirancang untuk melatih kekompakan, kerjasama, serta menumbuhkan kreativitas santri. Dengan adanya kegiatan seperti ini, suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan anak-anak semakin bersemangat mengikuti pembelajaran.
Kepala TPQ Baiturrahman menegaskan bahwa pendampingan para asatidz tidak hanya berfokus pada keterampilan membaca Al-Qur’an, tetapi juga membentuk karakter Islami santri. “Kami berharap para santri tidak hanya fasih membaca Al-Qur’an, tetapi juga mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kegiatan kreatif seperti lomba mewarnai, anak-anak bisa belajar sambil bergembira,” ujarnya.
Dengan kombinasi antara metode pembelajaran inovatif dan kegiatan kreatif, TPQ Baiturrahman optimis dapat menjadi salah satu lembaga pendidikan Al-Qur’an unggulan di wilayah Krian. TPQ ini terus berkomitmen melahirkan generasi Qur’ani yang berakhlak mulia, cerdas, kreatif, serta siap menghadapi tantangan zaman.