
drpm.umsida.ac.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) Kelompok 19 Desa Katerungan menggelar seminar bertajuk “Membangun Kewirausahaan Kreatif di Era Digitalisasi”, Rabu (06/08/2025). Acara ini menghadirkan narasumber Bima Ramadhan, pemenang Duta UMKM Jawa Timur 2024, sekaligus pengusaha muda yang telah sukses membangun usaha kuliner RAMS Dimsum dengan tiga cabang di Sukolegok, Geluran, dan Surabaya.
Materi Inspiratif dari Praktisi UMKM
Dalam seminar tersebut, Bima menceritakan perjalanan wirausahanya sejak duduk di bangku SMK. Ia pernah berjualan soto di Sukodono sebelum akhirnya merintis usaha dimsum. Dari pengalaman itu, Bima menekankan bahwa wirausaha harus berani mengambil risiko, memiliki mental tangguh, serta berani melakukan survei lapangan.
“Dalam usaha kita harus punya rasa ingin tahu, berfikir kritis, kreatif, dan mau mendengarkan komentar dari pelanggan. Justru dari kritik itulah kita bisa memperbaiki cita rasa dan memberi ciri khas unik pada produk,” ujar Bima.

Pentingnya Legalitas dan Branding Digital
Bima juga menjelaskan pentingnya legalitas usaha dengan mendaftarkan Nomor Induk Berusaha (NIB). Menurutnya, pelaku UMKM yang memiliki NIB berkesempatan mendapatkan bantuan modal dari pemerintah melalui Dinas Koperasi dan UMKM sebesar Rp2–3 juta.
Selain itu, ia memberikan praktik langsung kepada peserta cara mendaftarkan usaha di Google Maps (GMaps). “Caranya cukup mudah, buka GMaps, klik titik tiga di pojok kiri atas, pilih ‘Tambahkan Bisnis Anda’, isi nama bisnis, pilih jenis layanan (toko lokal, retail online, atau usaha lainnya), lalu masukkan tautan toko di TikTok atau Shopee,” jelasnya.
Dengan tercatat di GMaps, usaha akan lebih mudah ditemukan pelanggan secara online.
Strategi Branding dan Pemasaran
Dalam sesi berikutnya, peserta juga belajar mengenai strategi branding dan pemasaran digital. Bima mengajarkan cara memanfaatkan media sosial seperti TikTok, Shopee, maupun Instagram. Menurutnya, konten sederhana seperti vlog, story, promosi mulut ke mulut, hingga brosur dengan diskon menarik tetap efektif untuk memperkenalkan produk.
“Branding itu kuncinya konsistensi. Upload saja secara rutin, pakai hashtag biar bisa masuk FYP, dan jangan takut bereksperimen. Dari situ produk akan semakin dikenal luas,” tambahnya.

Antusiasme Peserta
Seminar ini berlangsung interaktif. Peserta tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga melakukan praktik langsung membuat akun bisnis di GMaps, Shopee, dan TikTok. Diskusi dan sesi tanya jawab pun berjalan aktif, mulai dari pertanyaan soal resep, strategi promosi, hingga peluang mendapatkan pelatihan gratis UMKM dari pemerintah.
Ketua Ranting Muhammadiyah Katerungan menyampaikan rencana untuk melanjutkan pendampingan bagi UMKM desa agar lebih mandiri. “Kami berharap dengan adanya kegiatan seperti ini, masyarakat tidak hanya termotivasi, tapi juga benar-benar bisa menerapkan ilmu yang diperoleh,” ungkapnya.
Harapan ke Depan
Acara ditutup dengan pesan motivasi kepada seluruh peserta agar terus berani merintis usaha, mengasah kreativitas, dan tidak takut menghadapi tantangan. Dengan kolaborasi antara mahasiswa KKN, pemerintah desa, dan masyarakat, diharapkan Desa Katerungan dapat menjadi desa mandiri dengan UMKM yang berkembang pesat di era digital.