Mahasiswa KKNP 58 Umsida Turun Aksi Cegah DBD di Dusun Nono

berantas jentik dusun Nono

Drpm.umsida.ac.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Pencerahan (KKN-P) 58 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) bersama perangkat desa dan tenaga kesehatan setempat melaksanakan aksi pemantauan jentik nyamuk di Dusun Nono, Desa Kemiri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, pada Jumat (14/2/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk menekan angka penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan memantau perkembangan jentik nyamuk di lingkungan warga.

Pemantauan Jentik Nyamuk untuk Cegah DBD

Pemantauan jentik nyamuk (Jumantik) merupakan program yang secara rutin dilakukan dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit DBD.

Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN-P 58 Umsida bekerja sama dengan Kepala Dusun, Bidan Desa, Pihak Puskesmas, serta kader kesehatan setempat untuk melakukan inspeksi lingkungan dan edukasi kepada warga.

Sebelum kegiatan dilaksanakan, kelompok KKN-P 58 melakukan observasi di empat dusun di Desa Kemiri, yaitu Dusun Kemiri, Sukorejo, Mrasih, dan Nono.

Hasil observasi menunjukkan bahwa Dusun Nono memiliki risiko tinggi penyebaran DBD akibat banyaknya tumpukan sampah yang berdekatan dengan permukiman warga serta genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti.

Langkah Nyata dalam Pencegahan DBD

berantas jentik dusun Nono

Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB dengan pembagian tim pemantauan ke beberapa rumah warga. Petugas menggunakan senter untuk mengecek keberadaan jentik nyamuk di bak mandi, talang air, tempat penampungan air, hingga pot bunga.

Jika ditemukan jentik, petugas langsung memberikan edukasi kepada pemilik rumah mengenai cara pencegahan DBD.

Bidan Desa, Ibu Fitri, menyampaikan bahwa pihak Puskesmas telah menyiapkan obat pembasmi jentik yang dapat dituangkan ke dalam bak mandi warga.

“Selain memberikan obat, kami juga mengingatkan warga agar segera mengosongkan dan membalik wadah-wadah berisi air untuk mencegah nyamuk berkembang biak,” ujarnya.

Bapak Sigit, selaku Penanggung Jawab Program DBD di Puskesmas Kemiri, juga memberikan edukasi tentang tanda-tanda DBD, seperti:

  1. Nyeri di ulu hati, sering disertai mual dan muntah.
  2. Demam tinggi yang tidak kunjung reda.
  3. Muncul bintik merah di kulit yang tidak hilang saat ditekan.
  4. Trombosit turun drastis di bawah angka normal (di bawah 150).

“Jika mengalami gejala tersebut, segera perbanyak minum air putih dan lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat,” jelasnya.

Respon Positif dan Harapan ke Depan

Selama kegiatan berlangsung, warga menyambut baik inisiatif ini dan menunjukkan antusiasme dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Beberapa warga bahkan menyampaikan harapan agar sosialisasi mengenai DBD dapat dilakukan secara berkala.

Hasil evaluasi menunjukkan masih ada rumah yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan, terutama dalam pengelolaan tempat penampungan air.

Sebagai tindak lanjut, mahasiswa KKN-P 58 Umsida bersama kader kesehatan membagikan bubuk abate kepada warga untuk ditaburkan di tempat-tempat penampungan air yang sulit dikuras secara rutin.

Ketua Divisi Kesehatan KKN-P 58, Prabu Rama Gading, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.

“Terima kasih kepada Kepala Dusun, Bidan Desa, Puskesmas, dan kader kesehatan yang telah membantu kami dalam aksi pemantauan jentik ini. Semoga Dusun Nono semakin waspada terhadap DBD dan mampu menjaga kebersihan lingkungan dengan lebih baik,” tuturnya.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan agar terbebas dari DBD.

Ke depannya, program pemantauan jentik nyamuk akan terus dilakukan secara berkala dengan melibatkan masyarakat agar dampaknya lebih luas dan berkelanjutan.