Mahasiswa Umsida Tingkatkan Kualitas Pelayanan Posyandu

Mahasiswa Umsida Tingkatkan Kualitas Pelayanan Posyandu di Desa Ngancar: Kolaborasi Mahasiswa KKN bersama Kader Posyandu dalam Pencegahan dan Penurunan Stunting di Desa Ngancar, Kabupaten Kediri
Ngancar, 3 Februari 2025

Kegiatan posyandu di Dusun Purwodadi, Desa Ngancar berlangsung dengan meriah dan penuh antusiasme. Kegiatan yang digelar pada hari ini melibatkan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) sebagai bagian dari pengabdian masyarakat mereka. Dengan semangat melayani, mahasiswa ini turut membantu memastikan keberlangsungan posyandu sekaligus memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat setempat.
Seperti biasanya, posyandu diadakan untuk memantau kesehatan balita, memberikan vitamin A, pemberian makanan tambahan (PMT) dan mengedukasi para ibu tentang pentingnya gizi anak. Pada kegiatan ini, mahasiswa Umsida terlibat aktif dalam berbagai tahapan, mulai dari pencatatan data balita, pengukuran tinggi dan berat badan, hingga penyuluhan gizi. Kehadiran mereka memberikan dampak positif, terutama dalam mempercepat proses pelayanan yang biasanya cukup memakan waktu.
Salah satu momen yang menarik adalah ketika mahasiswa membantu mengukur tinggi badan anak-anak. Dengan penuh kesabaran dan pendekatan yang ramah, mereka berhasil menciptakan suasana yang nyaman bagi para balita dan orang tua. “Kehadiran mahasiswa sangat membantu kelancaran kegiatan ini. Mereka tidak hanya mendukung teknis pelayanan, tetapi juga memberikan edukasi yang sangat bermanfaat bagi para ibu,” ujar Bidan Luthfi, yang memimpin kegiatan posyandu ini.
Dampak Positif Keterlibatan Mahasiswa
Kehadiran mahasiswa Umsida memberikan warna baru dalam pelaksanaan posyandu. Mereka tidak hanya mendukung secara teknis, tetapi juga membawa semangat dan inovasi dalam pelayanan. Salah satu mahasiswa, Andini, menyampaikan pengalamannya, “Kami belajar banyak dari kegiatan ini. Tidak hanya membantu masyarakat, tetapi juga memahami tantangan yang dihadapi dalam memberikan layanan kesehatan di tingkat desa.”
Selain membantu proses pelayanan, mahasiswa juga mengadakan penyuluhan singkat tentang pentingnya menjaga asupan gizi anak. Dengan gaya komunikasi yang interaktif, mereka mampu menarik perhatian para ibu dan memberikan pemahaman yang mudah dicerna. Penyuluhan ini mencakup penjelasan mengenai pentingnya protein, vitamin, dan mineral dalam tumbuh kembang anak.
Selain penyuluhan, mahasiswa juga memberikan contoh praktik pemberian makanan tambahan yang sehat dan bergizi. Dalam sesi ini, para ibu diberikan demonstrasi tentang bagaimana memanfaatkan bahan makanan lokal untuk membuat menu yang sehat dan hemat biaya. Hal ini mendapatkan respon positif dari warga, terutama mereka yang ingin meningkatkan kualitas gizi keluarga tanpa membebani anggaran rumah tangga.
Kegiatan lain yang dilakukan adalah survei kecil untuk mengidentifikasi tantangan utama yang dihadapi oleh masyarakat dalam menjaga kesehatan anak-anak mereka. Mahasiswa mencatat bahwa kurangnya pengetahuan tentang pola makan sehat dan akses terhadap fasilitas kesehatan menjadi dua faktor utama. Hasil survei ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi program-program pengembangan lebih lanjut di Desa Ngancar.
Harapan dan Rencana ke Depan
Pelaksanaan posyandu yang melibatkan mahasiswa seperti ini diharapkan dapat menjadi model untuk kegiatan-kegiatan serupa di masa mendatang. Beberapa harapan yang muncul dari kegiatan ini antara lain:

  1. Peningkatan Sarana dan Prasarana: Diharapkan adanya dukungan dari pemerintah daerah atau pihak terkait untuk meningkatkan fasilitas posyandu. Penambahan alat kesehatan dan perbaikan sarana prasarana lainnya dapat mendukung kualitas pelayanan.
  2. Penyuluhan Berkelanjutan: Edukasi kesehatan kepada masyarakat perlu dilakukan secara rutin, terutama mengenai pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat. Hal ini penting untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan anak.
  3. Peningkatan Kolaborasi: Dengan melibatkan lebih banyak pihak, seperti organisasi masyarakat dan instansi pendidikan, kegiatan posyandu dapat berjalan lebih efektif dan menyentuh lebih banyak aspek kehidupan masyarakat. Kehadiran mahasiswa menjadi contoh bahwa kolaborasi lintas sektor dapat membawa perubahan positif.
    Bidan Luthfi juga menyampaikan harapannya agar program seperti ini dapat terus berjalan. “Sinergi antara mahasiswa dan masyarakat sangat baik. Saya berharap ke depan, kegiatan ini tidak hanya berhenti di posyandu, tetapi juga bisa meluas ke program-program kesehatan lainnya,” ujarnya.
    Selain itu, harapan lain yang diutarakan oleh kader posyandu adalah perlunya pengembangan pelatihan bagi para kader agar dapat memberikan pelayanan yang lebih profesional. Pelatihan ini bisa mencakup cara menangani anak-anak dengan kebutuhan khusus, pengetahuan lebih dalam tentang gizi, hingga pengelolaan administrasi posyandu yang lebih baik.
    Semangat Pengabdian Mahasiswa Umsida
    Melalui kegiatan ini, mahasiswa Umsida menunjukkan komitmen mereka dalam mengabdi kepada masyarakat. Selain membantu meningkatkan kualitas pelayanan posyandu, mereka juga belajar mengenai pentingnya pendekatan humanis dalam pelayanan kesehatan. “Kami merasa bangga bisa berkontribusi di sini. Ini bukan hanya tentang pengabdian, tetapi juga tentang bagaimana kami belajar dari masyarakat,” kata Riko, salah satu mahasiswa peserta kegiatan.
    Kegiatan posyandu di Dusun Purwodadi, Desa Ngancar, ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat memberikan dampak yang signifikan. Dengan semangat gotong royong dan komitmen bersama, diharapkan derajat kesehatan masyarakat, terutama anak-anak, dapat terus meningkat di masa mendatang.
    Selain itu, para mahasiswa juga menyampaikan aspirasi agar program pengabdian masyarakat ini terus diperluas cakupannya. “Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk turut berkontribusi di daerah mereka masing-masing. Ini bukan hanya tentang apa yang kami berikan, tetapi juga tentang apa yang kami pelajari dan bawa pulang untuk masa depan kami,” ujar salah satu mahasiswa.
    Dengan keberlanjutan program seperti ini, Desa Ngancar diharapkan dapat menjadi contoh desa yang berhasil menurunkan angka stunting melalui upaya kolaboratif dan berkesinambungan. Semua pihak yang terlibat optimis bahwa langkah-langkah kecil yang diambil hari ini akan memberikan dampak besar di masa depan.