Menggali Potensi Lele Kedurus: Mahasiswa Umsida Hadirkan Inovasi Nugget Bersama Ibu-ibu PKK

drpm.umsida.ac.id – Minggu, 07 September 2025, Tim KKN-T 2025 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) kelompok 03 menghadirkan inovasi kuliner berupa nugget lele bersama ibu-ibu PKK RT 03 Dusun Kedurus, Desa Kepatihan, Kecamatan Tulangan. Program ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat bahwa olahan lele tidak harus terbatas pada digoreng atau diasem-asem, tetapi bisa diolah menjadi makanan modern yang lebih praktis dan bernilai jual tinggi. Menurut Yakob, Ketua KKN-T Umsida kelompok 03, inovasi nugget lele dipilih karena kandungan gizinya yang tinggi sekaligus potensinya untuk meningkatkan nilai ekonomi ternak warga. “Lele bisa diolah menjadi nugget yang lebih modern dan praktis. Selain kaya gizi, olahan ini juga mampu meningkatkan nilai jual sehingga ternak lele warga menjadi lebih bermanfaat,” jelasnya.

Gambar 1 : Keterlibatan Anggota PKK dalam Sosialisasi dan Praktik Pembuatan Nugget Lele

Kegiatan ini dilakukan di depan gedung serbaguna Dusun Kedurus yang terletak di samping Masjid At-Taubah. Mahasiswa KKN-T tidak hanya memberikan sosialisasi, tetapi juga mempraktikkan langsung cara pembuatan nugget, mulai dari mengolah daging lele, membuat adonan, hingga menggorengnya. Dalam prosesnya, warga terlihat aktif terlibat, salah satunya Ibu Susjiati yang ikut membantu menggoreng. “Keren sekali, anak-anak KKN-T bermanfaat sekali ilmunya untuk warga Kedurus. Kami jadi bisa langsung praktik dan melihat hasilnya,” ungkapnya.

Gambar 2: Antusiasme Ibu-ibu PKK Dalam Keberlangsungan Acara

Antusiasme juga datang dari ibu-ibu PKK yang tampak serius menyimak jalannya kegiatan. Menurut Ibu Umi, Ketua PRA Dusun Kedurus, banyak warga memang memelihara lele di rumah, tetapi sebagian merasa repot dalam pengelolaannya. “Dengan adanya inovasi nugget lele ini, hasil ternak bisa memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan tidak sia-sia. Selain itu, nugget ini juga menjadi solusi bagi anak-anak yang tidak suka makan lele langsung, tapi tetap bisa mendapat gizinya,” ujarnya.

Gambar 3: Kebersamaan Mahasiswa dan Ibu-ibu PKK

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman baru bagi ibu-ibu PKK, tetapi juga membuka peluang usaha baru di bidang kuliner. Nugget lele dinilai mampu menjadi alternatif usaha mikro yang bisa diproduksi secara mandiri oleh warga. Menurut Adel, koordinator program kerja ini, “Senang sekali bisa menyalurkan ide dan berbagi inovasi kepada warga Kedurus, terutama ibu-ibu PKK RT 03. Harapan kami, keterampilan membuat nugget lele ini bisa benar-benar dimanfaatkan, bahkan menjadi mata pencaharian baru ke depannya.”

Tim KKN-T juga mendorong agar hasil produksi nugget lele nantinya bisa dipasarkan lebih luas, misalnya dengan menitipkan produk ke kantin sekolah, swalayan Muhammadiyah, atau kios kuliner lokal di sekitar Tulangan. Dengan strategi distribusi dan pengemasan yang tepat, nugget lele berpotensi menjadi produk unggulan desa yang tidak hanya menambah pendapatan keluarga, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi masyarakat Kedurus.

Harapan ke Depan

Inovasi ini mendapatkan sambutan positif dari warga karena sederhana, bergizi, dan bernilai ekonomi. Mahasiswa KKN-T Umsida berharap program ini tidak berhenti pada masa KKN saja, melainkan dapat dilanjutkan sebagai usaha berkelanjutan. Nugget lele diharapkan menjadi ikon kuliner baru Dusun Kedurus yang mampu menunjukkan bahwa potensi lokal bisa dikembangkan dengan sentuhan kreativitas.