Pendampingan Zero Waste Product dan Pengelolaan Human Resouce Kapability Digital pada SDG’s 8 di Borg 3 Sidoarjo

Desa Rangkah Kidul adalah salah satu dari beberapa kelurahan/desa di wilayah Kecamatan Sidoarjo, dengan luas sekitar 2383.35 Hektar. Kisaran jumlah penduduk di desa tersebut sudah mencapai 4.682 lebih jiwa penduduk. Di desa Rangkah kidul terdapat borg 3 pasar ikan Sidoarjo, karena itu terdapat pula UMKM distributor dan pengolahan ikan. UMKM tersebut dikelola oleh Erma agustin dengan jumlah karyawan 11 orang. Selain distributor dan pengolahan ikan, UMKM dikelola Erma agustin juga memfasilitasi nelayan-nelayan yang menyetorkan ikan.

Sejak pandemi Covid 19, berbagai sektor termasuk sektor perikanan di Kabupaten Sidoarjo. Bahkan penjualan ikan, khususnya keluar daerah mengalami penurunan cukup drastis. Dampak terlihat dari menurunnya pembuatan Surat Keterangan Asal Ikan,  jika sebelum pandemi bisa membuatkan 3 sampai 4 kali dalam sehari Surat Keterangan Asal Ikan untuk penjualan ke luar pulau. Tapi, semenjak pandemi hanya mengeluarkan 1 atau 2 surat saja dalam seminggu. Omset dari para pengolah ikan yang ada di Sidoarjo juga menurun. Hal ini dikarenakan jumlah pesanan dari luar atau lokal Sidoarjo sendiri menurun. Sebenarnya untuk nelayan ke lautnya tidak ada masalah, namun yang jadi permasalahan saat pandemi, nilai jual hasil tangkapan yang sedikit merosot dari sebelumnya. Hal ini berlangsung hingga sekarang. Hal ini juga berpengaruh terhadap distribusi ikan pada UMKM bu Erna mengakibatkan banyaknya ikan yang tidak terjual hingga membusuk pada UMKM bu Erna ini, menimbulkan bau yang tidak sedap dan berpengaruh terhadap Kesehatan. Disamping banyaknya waste karena ikan tidak laku jual, berpengaruh juga terhadap penurunan omset. Hal ini menimbulkan upah tenaga kerja semakin lama tenaga kerja semakin menurun karena disesuaikan dengan pendapatan yang diterima. Kondisi ini merugikan masyarakat Rangkah Kidul yang Sebagian besar masyarakat mengandalkan sebagai nelayan dan karyawan borg 3 terutama UMKM bu Erna.

Tim abdimas ini terdiri dari 3 orang, yaitu ketua dan dua anggota. Atikha Sidhi Cahyana sebagai ketua Anggota pertama yaitu Sumartik yang merupakan dosen Manajemen, selanjutnya anggota kedua yaitu Tedjo sukmono merupakan dosen teknik industri. Tim abdimas ini memberikan solusi Salah satu metode perencanaan pengelolaan bahan baku adalah Forecasting (peramalan). Metode ini merupakan metode kuantitatif dimana kita dapat mengetahui berapa jumlah bahan baku yang harus kita siapkan untuk memproduksi setiap harinya. Jadi metode ini adalah teknik membuat perkiraan dalam menentukan tren di masa mendatang. Dalam metode peramalan (forcasting) ada berbagai jenis model, untuk program pendampingan ini akan didampingi cara perencanaan dengan metode yang paling sederhana yaitu Moving Averages Model. Model data yang menggunakan data permintaan baru untuk melakukan forecasting di masa depan. Pendampingan dan pengelolaan human resouce kapability digital. Tahapan yang dilakukan mulai dari: membuat uraian jabatan dan standart pekerjaan kemudian dilanjutkan pelatihan komunikasi yang efektif kemampuan leader dan negosiasi serta kemampuan membuat proposal bisnis secara digital. (Atikha)