drpm.umsida.ac.id – Dalam rangka meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pencegahan stunting, kelompok 17 Kuliah Kerja Nyata Pencerah (KKN-P) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menggelar seminar kesehatan dengan tema “Penyuluhan Pencegahan Stunting” di Desa Podokoyo, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (25/01/2025).
Acara seminar ini merupakan salah satu dari beberapa program kerja yang dirangkai oleh tim KKN-P 17. Seminar ini diadakan di kantor Desa Podokoyo dan dihadiri oleh kader Posyandu serta ibu-ibu PKK dari empat dusun di Desa Podokoyo, yaitu Dusun Jetak, Dusun Podokoyo Atas, Dusun Sunogiri, dan Dusun Ngawu.
Pentingnya Penyuluhan Stunting untuk Masa Depan Anak
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, serta stimulasi yang tidak memadai pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dimana masa itu sama dengan usia sejak berupa janin hingga berusia 23 bulan. Masalah stunting menjadi isu prioritas nasional yang memerlukan perhatian khusus, terutama di wilayah pedesaan. Desa Podokoyo, dengan kekayaan hasil pertaniannya, memiliki potensi besar untuk mendukung upaya pencegahan stunting melalui pemanfaatan sumber daya lokal.
Seminar ini dirancang untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya asupan gizi yang cukup dan cara praktis mengolah bahan pangan lokal untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga untuk mencegah stunting. Menghadirkan inovasi menarik dengan memanfaatkan hasil perkebunan lokal untuk menciptakan produk makanan sehat berupa puding wortel dan risoles sayur. Kreasi ini dibuat oleh KKN-P 17, tidak hanya sebagai simbol edukasi tetapi juga sebagai upaya konkret untuk menunjukkan cara meningkatkan asupan gizi dengan bahan yang mudah diakses masyarakat desa Podokoyo.
“Acara ini Kami adakan tidak hanya untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya stunting, tetapi juga untuk memberitahu masyarakat Podokoyo untuk meningkatkan gizi dengan memanfaatkan hasil perkebunan yang ada disini,” ujar Nindya, selaku ketua divisi Kesehatan.
Mengupas Tuntas Isu Stunting
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari ketua PKK desa Podokoyo, Sulasi, yang memberikan apresiasi kepada mahasiswa KKN-P 17 atas kerja keras mereka dalam menyelenggarakan acara ini.
“Saya bangga kepada kakak-kakak KKN 17 Umsida yang menyelenggarakan acara seminar kesehatan ini karena mereka semua bisa mengumpulkan ibu-ibu kader posyandu dan PKK dari 4 dusun yang ada di Podokoyo, dan semoga kedepannya melalui seminar ini ibu-ibu semua bisa mengambil ilmu dan paham tentang masalah stunting ini,” tuturnya.
Pemateri dalam acara tersebut adalah Zeni Eva Solina, yang merupakan seorang bidan sekaligus pembina dari kader posyandu di desa Podokoyo, Zeni menjelaskan “penyebab utama stunting berasal dari pola makan yang kurang seimbang hingga kurangnya pemahaman tentang gizi.
“Stunting ini disebabakan karena pola makan yang tidak seimbang akibat kurangnya pemahaman masyarakat mengenai gizi sehat untuk balita dan ibu hamil,” ungkapnya.
Ia juga memberikan panduan praktis tentang makanan tambahan yang sehat dan bergizi untuk anak-anak, balita, dan ibu hamil.
“Untuk anak-anak dan balita, berikan makanan tambahan yang kaya protein seperti telur, ikan, atau daging tanpa lemak, serta sayuran berwarna, buah-buahan, dan karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau ubi. Pastikan makanan kaya zat besi, kalsium, dan vitamin D untuk mendukung pembentukan tulang dan kesehatan darah. Bagi ibu hamil, makanan tambahan sebaiknya mengandung asam folat, zat besi, kalsium, protein, serta omega-3 yang penting untuk perkembangan otak janin. Hindari makanan olahan tinggi gula, garam, atau lemak trans, dan selalu pastikan makanan dalam kondisi segar dan higienis untuk mencegah risiko infeksi atau keracunan,” imbuhnya.
Dalam seminar ini, peserta diberikan edukasi tentang faktor risiko stunting, dampaknya terhadap tumbuh kembang anak, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh keluarga dan masyarakat. Ibu-ibu kader posyandu dan PKK sangat antusias mencatat poin-poin penting yang disampaikan.
Makanan Tambahan Sehat Pencegah Stunting dari Hasil Kebun Desa
Salah satu momen menarik dalam seminar ini adalah sesi penyajian makanan tambahan sehat oleh mahasiswa KKN-P 17 UMSIDA. Menggunakan hasil kebun yang melimpah di Desa Podokoyo, mereka membuat puding wortel dan risoles sayur berisi wortel serta kentang. Selain itu, mereka juga membagikan resep menu makanan tambahan tersebut kepada para peserta seminar.
Menu makanan tambahan tersebut tidak hanya bergizi dan kaya akan nutrisi yang penting untuk mendukung tumbuh kembang anak sekaligus mencegah stunting, tetapi juga mudah dibuat dengan bahan-bahan lokal yang tersedia di desa. Hal ini bertujuan agar para ibu-ibu PKK dan kader Posyandu dapat menerapkan pengetahuan ini di rumah dan menyebarkannya kepada masyarakat luas.
Pentingnya Kolaborasi dalam Pencegahan Stunting
Seminar ini mendapat respons positif dari peserta. Mereka merasa lebih memahami isu stunting dan cara pencegahannya melalui pendekatan yang praktis dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
“Kami sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Selain mendapat ilmu tentang stunting, kami juga belajar membuat makanan sehat dari hasil kebun kami sendiri,” ungkap Ambar salah satu peserta dari Dusun Jetak.
Acara ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara mahasiswa, tenaga kesehatan, dan masyarakat desa dalam meningkatkan kesadaran serta pemahaman tentang pencegahan stunting. Melalui seminar tersebut, para peserta dapat bertanya langsung kepada pemateri tentang praktik terbaik dalam memberikan asupan gizi yang optimal bagi anak-anak mereka.
Selain itu, keterlibatan kader posyandu dan ibu-ibu PKK dari empat dusun menjadi bukti pentingnya peran komunitas lokal dalam mendukung upaya pencegahan stunting. Dengan informasi yang didapat dari seminar ini, diharapkan mereka dapat menjadi agen perubahan yang menyebarluaskan edukasi ini kepada masyarakat lainnya.
Dengan adanya program seperti ini, diharapkan angka stunting di Desa Podokoyo dapat ditekan, dan anak-anak di desa ini dapat tumbuh sehat, cerdas, serta berdaya saing. Semangat kolaborasi dan edukasi seperti ini menjadi kunci dalam menciptakan generasi masa depan yang lebih baik.
Penulis: Asmaul Khusna Tri Wulan Juli