Drpm.umsida.ac.id – Mahasiswa KKN-P Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengenalkan permainan tradisional pada siswa-siswi SDN Kepulungan II. Sekolah ini berada di Jalan Dau Darmorejo, Kepulungan, Kecamatan Gempol, Senin (08/02). Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar siswa SD mengenal permainan mengasyikkan yang pernah ada sebelumnya.
Selain itu mahasiswa ingin memperkenalkan permainan tradisional untuk menjaga dan melestarikannya agar tetap ada sebagai warisan masyarakat Indonesia. Permainan tradisional yang tim kenalkan yaitu cublak-cublek suweng. Awalnya, tim KKN-P 74 berkunjung ke SDN Kepulungan II untuk mengoordinasikan program kerja yang akan dilakukan. Tim menemui kepala sekolah dan langsung diarahkan kepada Guru Kelas IV.
Kemudian, sesuai dengan kesepakatan, tim memasuki ruang kelas IV dan berkenalan langsung dengan siswa-siswi. Tim menjelaskan tentang permainan cublak-cublak suweng yang merupakan permainan dari Jawa Timur. Alat untuk permainan ini menggunakan kerikil dan alat penutup mata. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok yang berisi 10 anak perkelompok.
Siswa-siswi diajak untuk membentuk posisi melingkar dan membuka telapak tangan menghadap ke atas. Kemudian letakkan pada telapak tangan teman disampingnya, sedangkan salah satu anak akan memegang kerikil. Ada satu anak yang jaga disebut pak empo, mata anak tersebut tertutup kain dengan posisi di tengah barisan lingkaran.
Kerikil yang dipegang seorang anak akan digilir dan diiringi dengan lagu cublak-cublak suweng. Saat lagunya berhenti, semua siswa menggenggam tangan masing-masing. Selanjutnya pak empo akan membuka mata dan menebak ada digenggaman tangan siapa kerikil tersebut.
Bila tebakannya salah, pak empo kembali ke posisi semula dan permainan diulang. Namun, jika benar maka anak yang memegang kerikil bergantian untuk menjadi pak empo. Para siswa bermain dengan tertib dan mematuhi aturan pada permainan.
Tim KKN-P 74 juga telah menyiapkan hadiah bagi kelompok yang memenangkan permainan. Hadiah ini ditujukan agar siswa antusias untuk mengikuti permainan tradisional cublak-cublak suweng.
Dukungan yang diberikan sekolah kepada mahasiswa sangat membantu berjalannya kegiatan ini. Dengan adanya kegiatan ini, anak-anak menjadi tahu tentang permainan tradisional yang bernama cublak-cublak suweng. “Mereka akan mengetahui urgensi permainan tradisional dengan permainan yang lebih modern pada zaman sekarang kemudian pada dunia pendidikan juga tidak hanya tentang akademik saja tetapi menerapkan nilai-nilai keanekaragaman juga sangat penting bagi kehidupan siswa di masa yang akan datang,” ucap Erik, Guru Wali Kelas IV.
Penulis : Ranti Nur Fadilah dan Yenny Anugerah Zafirah Auliyah
Editor : Ping Darojat Gumilang