Tim Abdimas Umsida Dampingi Perhitungan HPP UMKM Telur Asin

drpm.umsida.ac.id – Dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) terus berkomitmen memberikan manfaat nyata bagi masyarakat melalui kegiatan pengabdian masyarakat berbasis Riset Muhammadiyah (Risetmu). Salah satu kegiatan pengabdian ini dilakukan oleh tim yang diketuai oleh Dr. Sigit Hermawan, M.Si, dengan anggota tim Dr. Mulyadi, ST., MT. Mereka melaksanakan kegiatan Abdimas untuk mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telur asin di Desa Kaliampo RT.010 RW.003, Kalipecabean, Candi, Sidoarjo.

Kegiatan Abdimas tersebut berlangsung pada Rabu (15/01/2025) pukul 14.00 hingga 16.00 WIB. Fokus dari pelatihan ini adalah aspek keuangan UMKM telur asin, dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan daya saing produk di pasar. Dr. Sigit Hermawan memaparkan materi tentang perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) dan proses pembuatan laporan keuangan yang baik dan benar.

Dalam paparannya, Dr. Sigit menekankan pentingnya efisiensi dalam perhitungan HPP. “Jika HPP terlalu tinggi, harga jual produk akan menjadi tidak kompetitif dibandingkan dengan telur asin lainnya di pasaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan yang cermat pada setiap komponen biaya, termasuk bahan baku, operasional pabrik, dan tunjangan kerja lainnya,” jelas Dr. Sigit.

Sebagai bagian dari pelatihan, Dr. Sigit memberikan contoh kasus nyata mengenai perhitungan HPP. Dimulai dari pengadaan bahan baku hingga peninjauan ulang pada biaya operasional, mahasiswa dan peserta diajak memahami langkah-langkah strategis untuk menekan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas produk. Efisiensi yang dihasilkan diharapkan mampu menurunkan harga jual telur asin sehingga lebih kompetitif di pasar.

Diversifikasi Produk untuk Perluasan Pasar

Pada kesempatan yang sama, Ibu Ayu selaku pemilik UMKM telur asin menyampaikan kebutuhan akan alat pengasapan untuk diversifikasi produk. “Kami ingin mengembangkan produk baru berupa telur asin bakar atau asap. Produk ini memiliki masa simpan lebih panjang, yaitu hingga dua hingga tiga minggu, dibandingkan telur asin biasa yang hanya bertahan selama tujuh hari pada suhu ruang,” ungkap Ibu Ayu.

Diversifikasi ini, menurut Ibu Ayu, bertujuan memenuhi kebutuhan pasar khusus, seperti jamaah umroh yang ingin membawa telur asin ke luar negeri tanpa khawatir basi atau berubah rasa. Telur asin asap ini diharapkan dapat menjadi solusi praktis dengan masa simpan yang lebih lama.

Merespons kebutuhan tersebut, tim Abdimas Umsida berkomitmen membantu penyediaan alat pengasapan telur asin. Dengan dukungan dari Laboratorium Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, alat pengasapan akan segera diproses dan diharapkan selesai dalam dua minggu. Setelah alat selesai, tim Abdimas juga akan memberikan pelatihan kepada UMKM Telur Asin Ayu untuk memastikan alat dapat digunakan secara optimal.

“Diversifikasi produk ini merupakan langkah strategis untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing UMKM telur asin Ayu. Kami berharap, alat pengasapan ini dapat membantu menciptakan produk inovatif yang sesuai dengan kebutuhan konsumen modern,” ujarnya.

Harapan untuk Masa Depan

Melalui kegiatan Abdimas ini, dosen Umsida berharap dapat memberikan dampak positif bagi UMKM di wilayah Sidoarjo. Dukungan melalui pelatihan keuangan dan teknologi, seperti alat pengasapan, diharapkan mampu meningkatkan kualitas produk, memperluas pasar, dan mendukung keberlanjutan usaha UMKM telur asin Ayu.

“Semoga dengan upaya ini, UMKM Telur Asin Ayu dapat terus berkembang dan memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat. Selain itu, kegiatan Abdimas ini menjadi wujud nyata komitmen Umsida dalam mendukung pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat,” pungkas Dr. Sigit Hermawan.

Kegiatan Abdimas Riset Muhammadiyah 2025 ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat dapat menciptakan solusi inovatif yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.