Jabon tepatnya di desa kedungcangkring adalah suatu desa yang pernah memiliki masa kejayaan sebagai penghasil tempe yang berkualitas dan terkenal di seluruh sidoarjo dan sekitarnya, hal ini masing terlihat dengan masih berdirinya gedung koperasi tahu tempe indonesia (KOPTI) yang menjadi saksi atas keberhasilan masyarakat setempat dalam mengembangkan industri tempe di desa tersebut.
Saat memberikan sambutan dalam acara sosialisasi dan pelatihan pemodalan dan legalitas yang diselenggarakan oleh tim program kemitraan universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Sekretaris desa menyatakan bahwa secara umum masyarakat desa kedungcangkring adalah pengusaha tempe bahkan berdasarkan data di desa pengrajin tempe yang ada di desanya mencapai 150 orang yang mampu memproduksi minimal 80 kg perhari dengan pemasaran di sejumlah pasar-pasar tradisional di kabupaten Sidoarjo. Kendala yang selama ini di hadapi meliputi melambungnya harga kedelai dan sulitnya para pengrajin tempe dalam menaikkan harga jual, menjadi masalah tersendiri bagi pelaku usaha tersebut.
‘Kami warga kedungcangkring telah membuat dan menjual tempe sejak dahulu bahkan nenek-nenek saya sudah membuat tempe, bahkan tempe kami adalah tempe yang terbaik, tetapi kini kami justru kalah dengan tempe-tempe yang dihasilkan oleh daerah lain. Karena itu dengan adalah kegiatan ini maka kami ingin kebangkitan kembali pengrajin tempe adalah suatu keniscaan bagi desa kami’ kata sekdes basir dalam sambutannya.
Sementara itu Tedjo Sukmono, ST.,MT selaku ketua tim pengusul pengabdian masyarakat menyatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan nilai produk, dengan melakukan terobosan-terobosan baru dalam meningkatkan nilai jual produk, karena itu dengan pendampingan pengurusan legalitas dan sertifikasi halal adalah salah satu upaya dalam peningkatan mutu dan kualitas produksi tempe, sehingga di harapkan nilai jual produk tempe akan dapat ditingkatkan walau dalam kondisi harga bahan baku yang tidak terkendali tersebut.
Dalam sesi tanya jawab yang dilakukan salah satu warga Ismail menyatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan bukan hanya legalitas tetapi bagaimana mereka diberikan pelatihan terkait bagaimana mengemas produk yang baik dan menarik, sehingga banyak diminati oleh pelanggan dan jika perlu mampu menjual ke supermarket dan swalayan yang ada di Sidoarjo.
Kami ingin produk kami bukan hanya baik dalam kemasan juga bisa di jual di swalayan harap ismail
Program Kemitraan Masyarakat ini bertujuan untuk pengembangan UMKM Tempe pada desa Kedung Cangkring Kec. Jabon Kab. Sidoarjo Jawa Timur guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat kedungcangkring melalui Pemberdayaan Desa Mandiri Sentra Pengrajin tempe sebagai upaya peningkatan kapasitas produksi, peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan penguatan tata kelola organisasi. Kegiatan ini akan dilakukan dengan bekerjasama Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, pemerintah desa kedungcangkring, kelompok pengrajin tempe.