Pada masa pandemi seperti ini tentunya harus banyak-banyak berada di rumah dan menerapkan protokol kesehatan, hal ini tentu saja membuat para UMKM menjadi sulit dalam mengembangkan usahanya karena nyatanya masih banyak UMKM yang bergantung pada berjualan secara langsung baik itu di pasar maupun berkeliling, hal itu yang membuat pendapatan dari UMKM ini menjadi menurun. Seperti yang di alami oleh UMKM getuk Bu Supat ini, Bu Supat adalah seorang ibu rumah tangga sekaligus pemilik dari usaha getuk yang berada di desa Simo Rukun, Mojokerto. Bu Supat memulai usahanya sejak 2015 sampai sekarang. Selama ini dalam memasarkan jajanannya Bu Supat hanya mengandalkan berjualan secara langsung seperti berkeliling dipasar, menawarkan ke toko-toko, dan menawarkannya di tetangga sekitar saja. Selain memiliki resiko yang besar dalam penyebaran virus Covid-19 atau corona beliau juga mengalami penurunan pemasukan akibat pembatasan jarak ini.
Ini yang membuat Inez peserta KKN Pencerahan mandiri dari UMSIDA tergerak untuk memotivasi serta mengajarkan bagaimana cara melakuakan digital marketing pada pelaku UMKM getuk Bu Supat. Diharapkan UMKM dapat mengembangkan pasarnya menjadi jauh lebi luas dan bisa membantu peningkatan pendapatan dimasa pandemi ini.
Dalam pelaksanaan pendampingan UMKM ini dilaksanakan kurang lebih dua bulan terhitung mulai dari 15 Febuari sampai dengan 7 April 2021. Program pelaksanaan ini dilakukan dua minggu sekali karena menyesuaikan dengan jadwal dari pihak UMKM sendiri.
Materi yang diberikan kepada pelaku UMKM disampaikan seringkas-ringkasnya sehingga UMKM dapat dengan mudah mengerti dan memahami serta mampu mengaplikasikan secara langsung dengan apa yang telah di ajarkan.
Pelaku UMKM diberikan pelatian terkait memanfaatkan media sosial sebagai peluang usaha dan sebagai media pemasaran untuk produk mereka. Tidak hanya itu pelaku UMKM juga dilatih untuk bagaimana memaksimalkan media sosial dalam pengembangan bisnis.
Dalam pengembangan UMKM di mulai dengan pembuatan desain logo yang sebelumnya belum ada logo sendiri sangat penting karena logo adalah identitas atau pun penanda dari UMKM agar bisa dibedakan dan mudah dikenali oleh konsumen, setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan desain banner, brosur, dan desain packaging. Bukan hanya itu saja, Inez juga melakukan hunting produk dengan menggunakan mini studio yang di buat sendiri yang berguna sebagai bahan untuk posting di media sosial dan juga agar produk terlihat lebih menarik sehingga dapat bersaing dengan UMKM diluar sana.
Setelah pembuatan materi untuk posting di media sosial dilanjutkan dengan pembuatan akun Instagram bisnis sebagai pengembangan UMKM dan untuk memperluas pasar. Dalam menarik konsumen dilakukanya penataan feed Instagram yang unik dan menarik dengan meadukan warna tone yang seragam pada postingan sehingga konsumen betah berlama-lama dalam akun tersebut, juga ditambahkanya beberapa informasi sehingga memudahkan konsumen dalam mencaritau baik itu tentang harga maupun menu yang tersedia.
Pendampingan pada UMKM yang dilakukan mendapatkan respon positif dari pelaku UMKM. Bu Supat selaku pemilik UMKM merasa sangat terbantu dengan adanya mahasiswa dari UMSIDA mau mengajarkan bagaimana memanfaatkan digital marketing UMKM miliknya.
“Saya merasa sangat terbantu dengan adanya program yang di ajarkan, menurut saya program tersebut membantu mempermudah saya dalam memasarkan produk yang saya punya. Dalam penjelasannya tidak hanya memberikan teori saja tetapi juga memberikan contoh secara langsung sehingga saya dengan mudah memahami apa itu digital marketing,” ujar Bu Supat.
ditulis : Inez Septiya Rosalinda
Edit : Anis Yusandita –