Inovatif, Tim KKN-P 54 Membuat Produk Jamu Jajekua Untuk Mendukung UMKM di Desa Wilayut

drpm.umsida.ac.id – Tim Kuliah Kerja Nyata – Pencerahan (KKN-P) kelompok 54 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) membuat produk Jamu Jejekua untuk mendukung Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa Wilayut , Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, Minggu (13/2). Di desa ini, UMKM berada dibawah naungan PKK.

Sebenarnya, hasil produk yang dihasilkan UMKM beragam, seperti, kerajinan dari kain perca, jamu tradisional, makanan, dll. Tim KKN-P 54 menemukan bahwa meskipun produk sangat beragam tidak cukup dalam menarik minat beli konsumen, contohnya produk jamu tradisional.

Walaupun jamu memiliki banyak manfaat bagi tubuh, namun keberadaan UMKM Jamu di sini tidak cukup dalam menarik minat beli konsumen. Hal ini karena desain dan packging yang kurang menarik konsumen dan kurangnya ketertarikan anak muda sekarang terhadap jamu tradisional yang rasanya cenderung pahit dan kurang menarik.

“Sekarang peminat jamu tradisional hanya kalangan tua saja. Zaman sekarang tidak ada anak muda yang tertarik dengan jamu, mereka lebih tertarik dengan minuman kekinian yang sedang viral, termasuk anak saya sendiri, ” ujar Kunaya selaku masyarkat PKK Desa Wilayut.

Berangkat dari permasalahan itu, tim KKN-P 54 melakukan sosialisasi pembuatan jamu Jajekua, dimana jamu tersebut menjadi terobosan baru dalam penikmat jamu. Jajekua berupa moktail jamu yang nantinya akan berbentuk minuman jelly dengan menggunakan bahan dasar jamu.

Dalam kegiatan sosialisasi, tim KKN-P 54 memberikan pelatihan bagaimana cara melakukan inovasi pada produk jamu tradisional dan sekaligus cara pembuatan jamu serta pengemasan agar jamu terlihat lebih menarik minat beli konsumen.

Lebih lanjut, tim KKN-P 54 turut membantu kegiatan pemasaran jamu Jajeuka ini mengingat masalah lain dari UMKM ialah pemasaran yang masih di wilayah lokal. Alhasil, pengusaha jamu hanya membuat jamu ketika ada orang yang memesan saja atau dengan kata lain jamu tidak diproduksi setiap harinya.

“Saya membuat jamu ketika hanya ada pesanan karena peminat jamu disini memang tidak banyak. Apalagi produk kita benar-benar tanpa bahan pengawet jadi daya tahan simpan tidak begitu lama,” ujar Ibu Cahya selaku pengusaha jamu di Desa Wilayut.

Target sosialisasi ini pada ibu-ibu yang memiliki UMKM maupun tidak memiliki UMKM yang tergabung di PKK Desa Wilayut. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk menginspirasi para pelaku UMKM agar lebih sering melakukan inovasi terhadap produk mereka guna menarik perhatian konsumen. Inovasi bisa dilakukan banyak cara seperti inovasi pada produk, inovasi pada pengemasan, dan inovasi pada desain. Selain itu, untuk masyrakat yang tidak memiliki UMKM agar mereka juga termotivasi dalam memulai suatu usaha.

Adanya inovasi pada jamu tradisional ini diharapkan dapat menjadi contoh agar masyarakat Desa Wilayut dapat lebih produktif dalam mengembangkan suatu usaha. Nantinya pengembangan usaha ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Wilayut.

Ditulis : Siti Romla
Edit : Angelia Firdaus

Leave a Reply