Drpm.umsida.ac.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-P) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menggelar kegiatan penyuluhan stunting di Desa Tejowangi pada Senin (10/02/2025).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai stunting, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan keluarga dengan balita.
Selain itu, penyuluhan ini juga mencakup pemeriksaan kesehatan dan pembagian makanan tambahan bergizi berupa puding kelor.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak desa, jumlah balita yang mengalami stunting di Tejowangi mengalami penurunan dari 34 kasus pada Februari 2024 menjadi 17 kasus pada Agustus 2024.
Meski angka ini menurun, upaya pencegahan tetap harus dilakukan untuk menekan kasus stunting lebih jauh.
Ketua KKN-P Umsida Kelompok 43, Rafi Adhima, menjelaskan bahwa faktor utama penyebab stunting di desa ini meliputi gizi buruk, kurangnya pemantauan kesehatan ibu selama kehamilan, serta rendahnya kesadaran akan pola makan yang sehat.
Sebagai bentuk upaya penanggulangan, mahasiswa KKN-P Umsida mengadakan sesi penyuluhan yang membahas pola makan sehat, pentingnya sanitasi lingkungan, serta cara memenuhi kebutuhan gizi anak secara optimal. Untuk memperluas jangkauan edukasi, mahasiswa juga membagikan leaflet digital kepada warga sebagai referensi mandiri dalam pencegahan stunting.
Pemeriksaan Kesehatan dan Pemberian Makanan Bergizi

Acara penyuluhan yang diadakan di rumah salah satu warga, Pak Ambiyak, dihadiri oleh puluhan warga yang antusias mendengarkan materi yang disampaikan oleh Dr. Rafhani Rosyidah, S.Keb., Bd., M.Sc., serta tenaga kesehatan setempat.
Dalam penyuluhan ini, dijelaskan bagaimana pola asuh dan pemenuhan gizi yang baik dapat mencegah anak mengalami stunting. Tak hanya edukasi, warga juga berkesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan berkonsultasi langsung terkait kondisi kesehatan anak mereka.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan gizi, mahasiswa KKN-P membagikan puding kelor kepada para peserta. Kelor dipilih sebagai bahan makanan tambahan karena memiliki kandungan nutrisi tinggi yang sangat baik bagi pertumbuhan anak, terutama dalam pencegahan stunting.
Selain itu, kegiatan ini juga mencakup pemeriksaan kesehatan bayi dan lansia. Bayi dan balita diperiksa tinggi serta berat badannya untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan mereka. Sementara itu, para lansia mendapatkan layanan cek tekanan darah dan kadar gula darah sebagai langkah deteksi dini terhadap penyakit metabolik seperti diabetes.
Testimoni dan Dampak Positif Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan ini mendapat respons positif dari masyarakat. Salah satu peserta, Ibu Siti (35), mengungkapkan bahwa penyuluhan ini sangat membantunya dalam memahami pentingnya pola makan sehat bagi anak.
“Saya baru menyadari bahwa pola makan yang kurang seimbang bisa berdampak besar pada tumbuh kembang anak. Sekarang saya tahu bagaimana menyusun menu yang lebih bergizi untuk anak saya,” ujarnya.
Sementara itu, seorang lansia, Fatimah (50), juga merasa terbantu dengan pemeriksaan kesehatan gratis yang diberikan dalam kegiatan ini.
“Biasanya saya harus ke puskesmas yang cukup jauh untuk cek kesehatan. Dengan adanya pemeriksaan gratis ini, saya jadi tahu kondisi tubuh saya tanpa harus bepergian jauh,” katanya.
Ketua KKN-P 43, Rafi Adhima, menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat tetapi juga menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan selama kuliah.
“Kami belajar bagaimana membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi, pola asuh, dan sanitasi. Dengan program ini, kami berharap ibu-ibu bisa lebih memahami bagaimana cara memenuhi kebutuhan gizi anak secara efektif,” jelasnya.
Sebagai upaya keberlanjutan, mahasiswa KKN-P juga mendorong pembentukan kader kesehatan dari masyarakat yang dapat terus memberikan edukasi dan pemantauan terkait gizi dan tumbuh kembang anak.
Selain itu, mereka juga mengusulkan kerja sama dengan pemerintah desa untuk menyediakan media edukasi yang dapat diakses oleh warga secara mandiri.
Dengan adanya penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan ini, diharapkan angka stunting di Desa Tejowangi dapat terus menurun, serta kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi dan pola asuh yang baik semakin meningkat.
Keberlanjutan program ini juga menjadi kunci agar masyarakat tetap mendapatkan informasi dan dukungan dalam menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas.
Penulis: Dyah Tri Melaini