Tim KKN-P (Kuliah Kerja Nyata-Pencerahan) Mandiri melaksanakan pendampingan digital marketing pada UMKM di Desa Simo Rukun, Kecamatan Dawar, Kabupaten Mojokerto, Senin (15/3). Pendampingan ini dilaksanakan kurang lebih dua bulan.
Pada masa pandemi seperti ini hampir semua aktivitas harus berada di dalam rumah, termasuk aktivitas jual beli. Hal ini tentu saja membuat para UMKM menjadi sulit dalam mengembangkan usahanya karena nyatanya masih banyak UMKM yang bergantung pada penjualan secara offline, baik di pasar maupun berkeliling.
Strategi penjualan UMKM yang masih bergantung pada sistem offline membuat pendapatan dari UMKM menjadi menurun, seperti yang dialami oleh UMKM getuk milik Supat. Supat merupakan seorang ibu rumah tangga sekaligus pemilik dari usaha getuk yang berada di desa Simo Rukun. Ia memulai usahanya sejak 2015 sampai sekarang.
Selama ini dalam memasarkan jajanannya, Supat hanya mengandalkan berjualan secara langsung seperti berkeliling dipasar, menawarkan ke toko-toko, dan menawarkannya di tetangga sekitar saja. Selain memiliki resiko yang besar dalam penyebaran virus Covid-19 atau corona beliau juga mengalami penurunan pemasukan akibat pembatasan jarak ini.
Fenomena inilah yang membuat Inez Septiya Rosalinda, peserta KKN-P mandiri Umsida tergerak untuk memotivasi serta mengajarkan cara melakukan digital marketing pada pelaku UMKM getuk milik Supat.
Program ini dilaksanakan dua minggu sekali menyesuaikan dengan jadwal dari pihak UMKM. Materi yang diberikan kepada pelaku UMKM disampaikan seringkas-ringkasnya sehingga UMKM dapat dengan mudah mengerti dan memahami serta mampu mengaplikasikan secara langsung dengan apa yang telah di ajarkan.
Pelaku UMKM diberikan pelatihan terkait memanfaatkan media sosial sebagai peluang usaha dan sebagai media pemasaran untuk produk mereka. Tidak hanya itu pelaku UMKM juga dilatih untuk bagaimana memaksimalkan media sosial dalam pengembangan bisnis.
Dalam pengembangan UMKM ini dimulai dengan pembuatan desain logo yang sebelumnya belum ada logo. Padahal, adanya logo sangat penting sebagai identitas atau penanda dari UMKM agar bisa dibedakan dan mudah dikenali oleh konsumen. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan desain banner, brosur, dan desain packaging.
Di samping itu, Inez juga melakukan hunting produk dengan menggunakan mini studio yang di buat sendiri yang berguna sebagai bahan untuk posting di media sosial dan juga agar produk terlihat lebih menarik sehingga dapat bersaing dengan UMKM diluar sana.
Setelah pembuatan materi untuk posting di media sosial dilanjutkan dengan pembuatan akun Instagram bisnis sebagai pengembangan UMKM dan untuk memperluas pasar.
Dalam menarik konsumen, dilakukan penataan feed Instagram yang unik dan menarik dengan meadukan warna tone yang seragam pada postingan sehingga konsumen betah berlama-lama dalam akun tersebut, juga ditambahkan beberapa informasi sehingga memudahkan konsumen dalam mencaritau baik itu tentang harga maupun menu yang tersedia.
Pendampingan pada UMKM yang dilakukan mendapatkan respon positif dari pelaku UMKM. Supat, selaku pemilik UMKM merasa sangat terbantu dengan adanya mahasiswa dari Umsida mau mengajarkan bagaimana memanfaatkan digital marketing UMKM miliknya. “Saya merasa sangat terbantu dengan adanya program yang di ajarkan, menurut saya program tersebut membantu mempermudah saya dalam memasarkan produk yang saya punya,” ucap Supat. “Dalam penjelasannya tidak hanya memberikan teori saja tetapi juga memberikan contoh secara langsung sehingga saya dengan mudah memahami apa itu digital marketing,” imbuh Supat.
Inez berharap UMKM dapat mengembangkan pasarnya menjadi lebih luas dan bisa membantu peningkatan pendapatan di masa pandemi ini.
Ditulis : Inez Septiya Rosalinda
Edit : Angelia Firdaus