Sudah sewajarnya pusat studi menjadi pumpunan atau pangkal pembelajaran berbagai keilmuan dalam menghadapi permasalahan pelik di masyarakat, tak terkecuali pada masa pandemi Covid-19 yang merebak di hampir seluruh belahan dunia. Indonesia menjadi salah satu negara terdampak yang kondisinya semakin memburuk sejak akhir Februari saat awal terdeteksi Corona masuk daratan Indonesia. Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang tiga daerah pada akhirnya harus menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Sidoarjo menjadi salah satu berbarengan dengan Gresik dan Surabaya.UMSIDA menangkap kegelisahan ini diantaranya dengan mengkaji berbagai kemungkinan termasuk kesempatan berpartisipasi dan meminimalisir dampak buruk pandemi.
Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat (DRPM) UMSIDA menpunyai sembilan pusat studi yang mengkaji berbagai macam keilmuan. Melalui pusat studi mereka melakukan kajian dalam bentuk Naskah Akademik (NA) yang terkait dengan pandemi Covid-19. Naskah Akademik diharapkan dapat menjadi hasil kajian yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi untuk pemerintah daerah dalam menghadapi, menangani pandemi.Publikasi menjadi keniscayaan bagi pusat studi untuk menyampaikan hasil kajian kepada publik dan pemerintah. UMSIDA mewadahi dengan mengadakan Webinar Pusat Studi dengan tajuk “Webinar Pusat Studi terkait Covid-19 dalam Berbagai Perspektif Bidang Ilmu”.
Acara digelar sebanyak dua kali dengan menampilkan beberapa pusat studi berbeda dan dipertajam oleh pemateri utama yang terkait permasalahan ditiap sesi. Sesi pertama dihelat tanggal 06 April 2002 diikuti lima pusat studi dan pembicara utama dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidoarjo. Sesi kedua digelar tanggal 08 April 2002 melibatkan empat pusat studi dan dikuatkan oleh pembicara utama yaitu Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC).
Sesi pertama diikuti lima pusat studi yaitu; Pusat Studi Kesehatan dan Psikologi (PSKPSi), Pusat Studi Kebijakan Publik dan Media (PSKPM), Pusat Studi Pangan dan Nutrisi (PSPN), Pusat Studi Pendidikan dan Budaya (PSPB) dan Pusat Studi Keuangan Islam (PSKI). Masing-masing pusat studi memaparkan hasil kajian terkait dengan bidang keilmuannya. Sebelum pemaparan pusat studi, terlebih dahulu disajikan sudut pandang dari pemerintah yaitu BPBD sebagai koordinator gugus tugas II dalam SK Gubernur Jawa Timur sebagai bagian dari tim taktis penanganan penyebaran pandemi.
Perhelatan kedua webinar digelar oleh empat pusat studi berbeda, yaitu; Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis (PSEB), Pusat Studi Lingkungan (PSL), Pusat Studi Teknik dan Energi (PSTE) serta Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak (PSGPA). Sesi kedua pembicara utama MCCC yang disampaikan langsung oleh ketua sekaligus Sekertaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, yang notabene Ir. Tamhid Masyhudi merupakan bendahara Badan Pembina Harian (BPH) UMSIDA. Pembicaraan menjadi menarik karena MCCC mengupas dan memaparkan usaha-usaha yang dilakukan Muhammadiyah dalam bergerak membantu memecahkan masalah, dengan feedback beragam dari peserta webinar.
Hampir sebanyak 100 peserta hadir ditiap sesi, baik dari internal UMSIDA maupun berbagai universitas di Indonesia. Selain peserta yang berasal dari beberapa universitas di Jawa Timur, teracatat diantara mereka berasal dari Padang, Bengkulu, Tangerang, Bandung, Semarang, Jogjakarta dan Surakarta. Antusiasme peserta khususnya dari luar UMSIDA menjadi barometer dalam proses keberhasilan kegiatan ini. Banyak dari mereka menginginkan agenda serupa yang membahas lebih lanjut pemaparan dari berbagai permasalahan yang telah dibahas secara panel ditiap sesinya.
Besar harapan UMSIDA khususnya pusat studi yang telah melakukan kajian, dapat memberikan kontribusi lebih dan selalu bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Sidoarjo. Menjadi keberhasilan kami jika apa yang dilakukan bisa menjadi bahan evaluasi dalam proses pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. (Isna)