Tim KKN-P 68 Menilik UMKM Tempe Lebih Detail

Peduli dengan pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di tengah masa pandemi, Tim KKN-P 68 mengadakan kunjungan ke UMKM tempe di Dusun Sambong, Desa Jasem, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Senin (8/3). Dalam kunjungan ini, Tim KKN-P 68 menilik lebih dalam terkait pembuatan tempe, pemasaran, hingga perkembangan usaha di pandemi.

Pada proses pembuatan tempe, usaha yang dimiliki Hasyim ini diawali dengan mencuci kedelai menggunakan air mengalir hingga bersih, lalu kedelai direndam selama 5 jam. Selanjutnya, kedelai dicuci lagi dan direndam lagi selama satu malam.

Setelah satu hari, kulit ari kedelai dikupas menggunakan mesin pengupas biji. Kedelai yang telah bersih lalu dikukus sekitar 20 menit, kemudian diangkat dan didinginkan. Setelah dingin, kedelai ditaburi dengan ragi tempe dan diaduk hingga rata. Kedelai lantas dibungkus menggunakan plastik dan tunggu selama 2 hari di suhu ruang. Dari awal proses pembuatan sampai pengemasan membutuhkan waktu kurang lebih 3 hari.

Hasyim mengungkapkan jika hal yang utama dari pembuatan tempe ini adalah kualitas dari tempe itu sendiri. “Kami menggunakan kedelai impor karena kedelai lokal dinilai kurang bagus untuk bahan baku tempe, meskipun harga kedelai impor lebih mahal dibandingkan dengan kedelai lokal. Sebab, kami mengutamakan kualitas tempe,” ucapnya.

Untuk pemasaran tempe, ia menitipkan tempe di warung-warung langganannya. “Pemasaran tempe kami saat ini yaitu dengan cara di antar ke tiap-tiap warung makan, penjual sayur dan rumah-rumah yang sudah menjadi langganan”, ucap Hasyim.

Pada masa covid 19 ini, kedelai impor mengalami kenaikan harga dari biasanya, yang biasanya 1 hari menghabiskan sekitar 1 kwintal kedelai, namun pada masa covid ini dibatasi maksimal 83 kg saja setiap produksi. Hal ini dikarenakan melonjaknya harga dari kedelai impor sendiri sehingga berimbas pada berkurangnya produksi tempe. Meski harga bahan baku naik, harga tempe tetap sama dengan sebelumnya, hanya saja ukuran tempe sedikit lebih kecil dari sebelumnya.

Sebagai pengusaha tempe, Hasyim menginginkan agar pandemi ini segera berakhir, dengan hilangnya pandemi akan bisa menaikkan pemasukan para pembuat tempe

Tim KKN-P 68 berharap setelah mengetahui lebih rinci tentang kondisi UMKM tempe ini, untuk selanjutnya bisa membantu kelancaran UMKM tempe mulai dari proses produksi hingga pemasaran. Selain itu, perlu adanya apresiasi dari pemerintah juga agar produksi tempe ini semakin maju.

Penulis : Ifan Wahyu Pranata Dewantara
Edit : Angelia Firdaus

Leave a Reply