Upaya pemanfaatan lahan yang sempit, Tim Kuliah Kerja Nyata Pencerahan (KKN-P) 31 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) bekerja sama dengan perangkat desa mengajak warga mengadakan sosialisasi kegiatan bercocok tanam dengan teknik Aeroponik di Balai Desa Popoh, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (6/3). Kegiatan ini bertujuan untuk mengisi waktu luang warga Desa Popoh saat di rumah saja.
Kegiatan sosialisasi ini diawali dengan presentasi yang dipandu oleh Aulia Nahdia, selaku pengisi materi sosialisasi sembari menjelaskan simulasi pembuatan budikalember. Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Budikalember merupakan budidaya kangkung dan lele dalam ember, yaitu salah satu cocok tanam tanpa menggunakan media tanah.
Seperti yang diketahui bahwa selama pandemi, warga Desa Popoh banyak menghabiskan kegiatan di rumah saja, sehingga sosialisasi sangat cocok dilakukan sebagai upaya mengisi waktu selama di rumah dengan bercocok tanam. Selain itu, kegiatan Aeroponik dengan budikalember ini juga tidak membutuhkan lahan yang luas.
Lebih lanjut, kegiatan Aeroponik ini sangat cocok bagi ibu rumah tangga yang ingin mengisi waktu luang selama berada di rumah. Alat dan bahan yang digunakan juga sangat mudah untuk didapatkan, serta tidak perlu mengeluarkan biaya banyak untuk kegiatan ini.
Di Desa Popoh sendiri sudah memiliki kolam ikan lele yang di ternak oleh salah satu warga, sehingga ibu-ibu tidak perlu membeli ikan lele yang akan di gunakan untuk budikalember. Cukup 15-20 ikan lele saja yang di masukkan ke dalam tong/ember, sesuai dengan ukuran ember. Ikan lele yang di gunakan berumur 1-2 bulan.
Untuk kegiatan Aeroponik, ibu-ibu dapat membeli biji kangkung di toko yang biasanya menjual pestisida untuk tanaman dan juga membeli makanan untuk ikan lele. Tim KKN-P 31 menyarankan menanam sayur kangkung karena kangkung diyakini dapat bertahan pada cuaca ekstrim dan panen kangkung juga tidak memakan waktu yang lama.
Salsabela Tri Wardina, selaku ketua Tim KKN-P 31 Umsida menegaskan bahwa melalui kegiatan Aeroponik dengan sistem budidaya ikan lele dalam ember dapat dilakukan walau tidak mempunyai lahan untuk terus bercocok tanam. “Semenjak pandemi, banyak warga yang di rumah saja, menghabiskan hampir seluruh kegiatannya dirumah. Setelah ini diharapkan warga tetap produktif walau dirumah saja dengan melakukan budikalember ini. Tidak hanya itu, lele dan hasil tanamannya juga bisa dikonsumsi,” tuturnya.
Beberapa warga tampak senang dengan diadakannya kegiatan sosialisasi ini. Terbukti dari pertanyaan ibu-ibu yang tiada henti ketika selesai presentasi.
Ibu kepala Desa Popoh, Mut Mainah turun memberikan respon yang positif terhadap kegiatan ini. “Kegiatannya sangat bermanfaat dan positif ya. Ini bisa menjadi ilmu baru bagi warga, agar saat di rumah tidak jenuh dan lebih prouktif lagi. Saya berharap warga benar-benar mengaplikasikan budikalember ini,” pungkasnya.
Ditulis: Salsabela Tri Wardina dan Regina Pramesti Putri N
Edit: Angelia Firdaus